TANAMAN HIAS

Jumat, 27 Agustus 2010

ANGGREK

MENGENAL KUMBANG PENGGEREK ANGGREK

Luka pada daun atau batang anggrek tentu akan mengurangi kualitas, harganya pun langsung menurun. Biang kerusakan tanaman anggrek sebagian disebabkan oleh kumbang. Tanpa perhatian serius, kerusakan total bukan mustahil akan terjadi.


Kumbang penggerek anggrek

Perdagangan Anggrek tidak mengenal batas negara. Masing-masing pecinta bunga biasanya memiliki koleksi anggrek dari negara tetangga. Termasuk keelokan anggrek Indonesia sudah dimiliki oleh hobiis di berbagai negara.

Alangkah sayangnya bila anggek-anggrek kelas ekspor terluka oleh Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) alias hama. Pembeli (Buyers) di luar negeri akan berhitung untuk menerima anggrek tersebut.

Serangan OPT pada tanaman hias memang perlu diperhatikan dengan serius. Pasalnya, kerusakan yang ditimbulkan mulai dari luka gerekan di batang hingga kerusakan total pada tanaman sebelum panen. Secara lebih luas, bisa berdampak pada menurunnya populasi nasional.

Menurut data Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, luas tambah serangan OPT pada anggrek tahun 2001 mencapai 2.279 rumpun. Perluasan serangan ini ternyata belum diimbangi dengan upaya upaya pengendalian, yang baru mencapai 370 rumpun. Untuk itu, pembinaan subsistem pengendalian OPT hortikultura harus terus dilakukan agar tingkat serangan berada di bawah ambang batas kendali.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah antara lain menerapkan pedoman budidaya tanaman hias yang sehat. Sementara Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura dalam programnya tahun ini menetapkan ditekankannya seleksi terhadap varietas unggul yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit.

Masyarakat agribisnis anggrek baik petani maupun pengusaha dalam hal perlindungan tanaman tentunya diharapkan berperan lebih aktif. Pengenalan secara dini terhadap OPT tanaman anggrek sedikitnya bisa mengoptimalkan upaya pengendaliannya. Diantara hama-hama penyerang tanaman ini antara lain kumbang penggerek batang dan akar seperti Kumbang Gajah Orchidophillus (= Achythpeus) atterimus Wat., Kumbang Penggerek Omobaris calanthes Mshl., Kumbang Penggerek akar Diaxenes phalaenopsidis Fish.

Serangan Kumbang Gajah Orchidophillus patut diwaspadai karena kumbang jenis ini berukuran kecil dan bertelur pada daun atau lubang pada batang tanaman. Hampir semua jenis anggrek terutama anggrek epifit menjadi sasaran empuk untuk tanaman inang si “gajah” ini. Saat berbentuk larva sudah mampu menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang. Akibatnya, aliran air dan hara dari akar terputus hingga daun-daun menjadi kuning dan layu.

Lebih parah lagi, akan timbul kematian bagian tanaman yang dirusak dan kematian tanaman secara total. Berhati-hatilah karena kumbang Gajah ini menyerang sepanjang tahun dan mengganas pada awal musim hujan.

Karakteristik Kumbang Penggerek

Sebelum melakukan pencegahan atau pengendalian kumbang penggerek tanaman anggrek, perlu diketahui terlebih dahulu biologi, tanaman inang yang sering dihinggapi dan gejala serangannya. Berikut karakteristik beberapa kumbang penggerek dan pengendaliannya.


Kumbang gajah Orchidophillus (=Acythpeus) atterimus Wat.

Kumbang berwarna hitam kotor atau tidak mengkilap ini memiliki ukuran bervariasi antara 3,5 – 7 mm termasuk moncong (menyerupai belalai gajah). Biasanya kumbang bertelur pada daun atau lubang pada batang tanaman. Larva menggerek ke jaringan batang atau masuk ke pucuk/kncup dan tangkai sampai menjadi pupa.

TANAMAN INANG:

Jenis anggrek yang diserang umumya angggrek epifit, antara lain Arachnis, Cattleya, Coelogyne, Cypripedium, Dendrobium, Cymbidium, Paphiopedilum, Phalaeaenopsis, Renanthera dan Vanda.

GEJALA SERANGAN :

Kumbang bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang. Akibatnya, aliran air dan hara dari akar terputus hingga daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun ini menyebabkan daun berlubang.

Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong.kumbang dewasa memakan epidermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum. Timbullah kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis dapat terserang berat hama ini.

Serangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, paling banyak terjadi musim hujan, terutama pada awal musim hujan.

PENGENDALIAN :

Kumbang atau kepompong dikumpulkan dengan tangan lalu dibakar. Penggunaan insektisida yang terdaftar dan diizinkan antara lain berbahan aktif karbofuran, profenofos. Media tanam untuk menyemai diberi pupuk yang telah dicampur insektisida sistemik butiran.

Kumbang Penggerek (Omobaris calanthes Mshl.)

Tanaman inang :

Jenis anggrek yang diserang terutama anggrek tanah.

Gejala serangan :

Berbeda dengan kumbang gajah (Orchidophilus), larva kumbang ini menggerek masuk ke jaringan akar/umbi, pucuk dan tangkai bunga sehingga dinding gesekan menjadi hitam. Kumbang dapat dijumpai di bagian tengah tanaman diantara daun bawah. Serangga membuat sejumlah lubang, seringkali berbaris di daun dan tunas yang masih terlipat. Selanjutnya tanaman dapat patah dan mati. Pada tahap awal serangan seringkali merusak akar tanaman dan pada saat bunga masih kuncup. Serangan berat menyebabkan tanaman merana dan dapat mematikan tanaman anggrek secara keseluruhan.

Pengendalian :

Pengendalian kumbang yang larvanya dapat mencapai 5 mm ini bisa menggunakan insektisida, tetapi harus sudah terdaftar dan mendapat izin peredaran.

Kumbang Penggerek Akar Diaxenes phalaenopsidis Fish.

Kumbang jenis ini mempunyai telur berwana hijau terang dengan panjang 2,4 mm dan diletakkan di bawah kutikula akar. Sedangkan larva berwarna kuning dan membentuk pupa dalam suatu kokon yang berserabut/berserat padat. Kumbang dapat hidup mencapai 3 bulan dan daur hidup mencapai 50 – 60 hari. Pada siang hari kumbang ini bersembunyi dan pada malam hari ini memakan daun bagian atas dan meninggalkan potongan atau bekes gerekan yang tidak beraturan di permukaan.

Tanaman inang :

Larva maupun kumbang ini dapat menyerang tanaman anggrek jenis Renanthera, Vanda, Dendrobium, Oncidium, dan lebih khusus anggrek Phalaenopsis.

Gejala serangan :

Larva menggerek akar sehingga mongering dan dapat mengakibatkan kematian. Larva juga menyerang bunga, dan kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini sangat berat jika tidak segera dikendalikan.

Pengendalian :

Penggunaan insektisida yang terdaftar dan diizinkan .




Busuk hitam (Phytophthora spp.)

Gejala serangan: Patogen menyerang daun, pseudobulb, rhizome, dan bunga. Pada daun, gejala yang timbul berupa bercak warna jingga, jingga kecoklatan atau hitam. Bila serangan terjadi di pseudobulb, semua bagian menjadi layu, serangan yang terjadi di kompot menimbulkan gejala dumping off (rebah kecambah) (gambar 3).



Antraknosa (Colletotrichum gloeosprorioides)

Gejala serangan: C. gloeosprorioides dapat menyerang semua bagian tanaman di atas permukaan daun, tetapi pada umumnya menyerang daun. Gejala awal berupa bercak coklat bulat atau tidak beraturan, sedikit mengendap, dengan batas yang jelas. Apabila serangan berlanjut, di bagian yang sakit tampak badan buah patogen (bintik-bintik berwarna pink) yang tersusun secara teratur dalam jumlah besar (gambar 4).


Gambar 4. Gejala serangan cendawan Colletotrichum
gloeosporioides
pada daun anggrek Dendrobium sp.



Kumbang Gajah (Orchidophilus aterrimus)

Gejala serangan: Pada anggrek Vanda dan yang sejenisnya, serangan terjadi di daun pucuk yang menyebabkan bercak daun, sedangkan serangan pada titik tumbuh akan mematikan titik tumbuh tersebut dan mendorong pertumbuhan tunas lateral (gambar 1). Pada anggrek Dendrobium dan anggrek lainnya, setelah menyerang pucuk OPT ini melanjutkan serangannya ke semua batang sehingga tanaman mati. Serangga perusak adalah kumbang kecil, berwarna hitam dan bermoncong.




Kumbang Bunga (Oulema pectoralis)

Gejala serangan: Semua bagian bunga disukai oleh kumbang ini. Kerusakan berupa luka di sepal, petal, dan putik, bahkan kadang-kadang bagian-bagian tanaman tersebut habis dimakannya (gambar 2). Larva perusak maupun kumbang dewasa berwarna kuning. Kepompong dibungkus semacam busa berwarna putih.



KRISAN

Liriomyza spp.

Kosmopolitan Pengganggu Krisan

Selain merusak penampilan, serangan Liriomyza spp. mengakibatkan berkurangnya area fotosintesis, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Hama ini mewabah hampir di seluruh dunia tempat krisan ditanam.


Gejala serangan Liriomyza spp

Sungguh mengenaskan bila krisan harus mati dimakan hama sebelum berkembang., karena orang menikmati tanaman ini dari keindahan bentuk dan warna bunganya. Serangan hama sudah menjadi resiko tanaman hias bunga potong ini yang biasanya dibudidayakan di bawah naungan seperti halnya mawar. Berbeda dengan gladiol dan sedap malam yang umum dibudidayakan di lahan terbuka.
Perbedaan lingkungan tanaman mempengaruhi jenis hama yang dominan pada lingkungan tersebut.

Mempengaruhi pula cara pengendalian hama utamanya. Meskipun ambang kendali hama pada tanaman hias sangat rendah, umumnya petani hanya mengandalkan pada pestisida sistesa yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman hias-terutama yang bernilai tinggi dan dapat diekspor-, memerlukan perlindungan dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang sangat intensif. Apalagi buyer di luar negeri menghendaki produk tanaman hias dengan standar kulitas yang tinggi seperti harus memenuhi kriteria indah, tumbuh sempurna, mulus dan tidak ada gangguan OPT.

Karenanya, pemasyarakatan pengendalian hama terpadu (PHT) kepada petani tanaman hias sangat perlu ditanamkan dalam rangka meningkatkan produksi tanaman hias yang berkelanjutan dan berwawasan agribisnis. Salah satu OPT yang harus diwaspadai adalah lalat pengorok daun yang disebabkan oleh Liriomyza chrysanthemi, L. Huidobrensis, L. Trifolii, (ordo : diptera ; Famili : Agromyzidea)

Laporan serangan lalat pengorok daun pada krisan dari daerah memang belum banyak masuk sampai saat ini. Namun demikian hasil penelitian akibat serangan larva lalat pengorok daun pada tanaman krisan, dapat menimbulkan kehilangan hasil, antara 76-86%. Pada serangan berat tingkat kerusakan bahkan mencapai lebih dari 90%.

Lalat pengorok daun selain menyerang tanaman hias juga bisa menyerang tanaman sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar. Jenis tanaman yang diserang meliputi kentang, tomat, seledri, wortel, ketimun, caisin, bit, selada, kacang merah, kubis, cabai, bawang merah, buncis, terung, semangka, bayam liar, dan lain-lain. Bila dilihat dari banyaknya tanaman inang ini memungkinkan daya pencar yang cepat sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap tanaman budidaya yang diusahakan oleh petani.

Lalat pengorok daun dapat diidentifikasi melalui panjang tubuhnya, yakni antara 1,7-2,3 mm. Sebagian besar tubuhnya berwarna hitam mengkilap, kecuali skutelum dan bagian samping toraks serta bagian tengah berwarna kuning. Telurnya berwarna putih benang, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Larva berwarna putih susu atau putih kekuning-kuningan, dan yang sudah berusia lanjut berukuran ± 3,5 mm. Puparium berwarna kuning keemasan hingga coklat kekuningan berukuran 2,5 mm. Siklus hidup lalat pengorok daun berkisar antara 22-25 hari, dan stadium pupa 9-12 hari. Imago betina mampu hidup selama 6-14 hari, dan imago jantan 3-9 hari.

Lalat ini bersifat kosmopolitan, artinya tersebar luas di berbagai bagian dunia tempat krisan ditanam. Serangga dewasa adalah sejenis lalat yang menusuk daun yang masih lunak ketika makan ataupun ketika meletakkan telur. Lalat mengorok jaringan di bawah epidermis daun dan membuat saluran-saluran yang tidak beraturan terutama di daerah pinggir daun. Pada saat akan berkempompong larva membuat lubang untuk keluar lalau berkepompong di tanah.

Gejala serangan lalat pengorok daun terjadi karena lalat ini memakan jaringan daun di bawah epidermis, sehingga terbentuk saluran-saluran bekas korokannya yang berwarna putih dengan diameter 1,5-2,0 mm. Pada serangan berat daun akan tampak putih karena yang tersisa hanya lapisan tipis bagian luar daun saja. Selain merusak penampilan, serangan hama ini dapat mengakibatkan berkurangnya area fotosintesis, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.

Budidaya tanaman sehat cukup membantu mentoleransi pengaruh kerusakan akibat hama ini teruatama pada fase vegetatif pertmbuhan tanaman. Budidaya secara sehat dapat dilakukan anatara lain dengan sanitasi lingkungan melalui membersihkan gulma, pemupukan berimbang, dan secara kultur teknis yaitu dengan menimbun bagian tanaman yang terserang.

Manfaatkan Musuh Alami

PEMANFAATAN musuh alami dapat dilakukan untuk mengendalikan lalat pengorok daun. Parasit yang paling umum dan penting adalah jenis tabuhan yaitu parasit larva Ascecodes sp., Gronotama sp., Hemiptarsemus varicornis, dan Opius sp.

Cara lain pengendalian dapat dilakukan secara fisik yaitu dengan pemasangan kelambu kasa plastik pertanaman. Pemasangan kelambu dilakukan sebelum tanam dan tinggi kelambu disesuaikan dengan kondisi setempat, sehingga aktivitas pemeliharaan tidak terganggu.

Lalat pengorok daun sangat tertarik oleh warna kuning oleh sebab itu dapat dijerat menggunakan perangkap likat kuning (Yellow sticky trap) berbentuk kartu (berukuran 16 cm x 16 cm). Monitoring populasi hama dengan menggunakan perangkap ini dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan ataupun sebagai pedoman saat tepat untuk aplikasi pestisida.

Bila langkah fisik mekanis belum berhasil, pakailah insektisida yang efektif untuk mengendalikan lalat pengorok daun pada tanaman krisan yang telah terdaftar dan diizinkan Menteri Pertanian. Beberapa insektisida yang telah direkomendasikan antara lain Agrimec 18 EC (bahan aktif abamektin), Mitac 200 EC (bahan aktif amitraz), Rampage 100 EC (bahan aktif klofenapir), dan Trigard 75 WP (bahan aktif siromazin). Waktu aplikasi dan dosis yang digunakan dapat dilihat pada label masing-masing insektisida yang akan digunakan, demikian juga volume larutan yang diperlukan.

Beberapa jenis ekstrak tanaman yang bersifat insektisida juga dilaporkan memperlihatkan efektifitas yang sama dengan beberapa jenis insektisida sintetik. Ekstrak tersebut dinilai aman bagi lingkungan karena senyawa-senyawanya terurai lebih mudah.




OPT TANAMAN KRISAN



Gejala serangan pengorok daun Liriomyza sp.
pada daun krisan. Foto : Suhardi.

1. Pengorok daun (Liriomyza spp.)

Gejala serangan: Pada daun sisi sebelah atas terdapat lukisan berkelok-kelok berwarna putih yang merupakan terowongan bagi larva serangga yang memakan jaringan daun di bawah epidermis. Serangga dewasa menimbulkan kerusakan di permukaan daun dengan tusukan ovipositornya.




Serangan ulat grayak Spodoptera exigua pada bunga
Krisan. Foto : Suhardi.


2. Ulat grayak (Spodoptera exigua)

Gejala serangan: Larva serangga memakan daun-daun muda dan bunga, sehingga menyebabkan pelukaan.





Kutu daun Macrosiphoniella sanborni pada tanaman
krisan. Foto : Suhardi.

3. Kutu daun (Macrosiphoniella sanborni)

Gejala serangan: Serangga menyerang tunas-tunas muda dan menimbulkan kelayuan pada siang hari. Seranggga berwarna hitam, hidup berkelompok di tunas-tunas muda. Serangan kutu daun mengundang kehadiran serangan embun jelaga, sehingga permukaan daun bagian atas berwarna hitam.


Bercak hitam Pseudomonas cichorii pada tanaman
krisan. Foto : Suhardi

4. Busuk hitam (Pseudomonas cichorii)

Gejala serangan: Serangan terjadi di daun dan batang. Di daun terdapat hawar berwarna coklat tua sampai hitam. Di batang bercak terjadi di pangkal tangkai daun sehingga daun menjadi layu dan menggantung.






MAWAR



OPT TANAMAN MAWAR


Kutu daun Macrosiphum rosae pada tanaman mawar.
Foto : Suhardi.

1. Kutu daun (Macrosiphum rosae)


Gejala serangan: Kutu daun mawar mengkolonisasi tunas-tunas muda dan kuncup bunga, serta mengisap cairan tanaman. Pertumbuhan tunas dan kuncup bunga terhambat dan layu pada siang hari.




Gejala serangan tungau merah Tetranychus uriticae
pada tanaman mawar. Daun terlihat kusam (sebelah
kiri). Foto : Suhardi.

2. Tungau merah (Tetranychus uriticae)

Gejala serangan: Daun-daun yang terserang terlihat kusam. Pada daun sisi sebelah bawah terdapat guratan-guratan kecil bekas luka gigitan. Bila populasi tungau tinggi, akan terbentuk jaring laba-laba di antara daun dengan bagian tanaman lain.


Kutu perisai Aulacaspis tumifaciens pada tanaman
Mawar. Foto : Suhardi.

3. Kutu perisai (Aulacaspis rosae)

Gejala serangan: Kutu perisai mengkolonisasi pangkal batang, batang utama, dan ranting-ranting, akibatnya pertumbuhan dan pembentukan tunas baru terhambat. Tunas baru yang terserang akan mati.


Bercak hitam Marsonina rosae atau Diplocarpon rosae
pada daun tanaman mawar. Foto : Suhardi.

4. Bercak hitam (Marssonina rosae atau Diplocarpon rosae)

Gejala serangan: Di permukaan daun sebelah atas terdapat bercak berwarna hitam. Bercak dikelilingi oleh jaringan klorotik kuning. Daun yang terserang berat akan gugur sebelum waktunya, menyisakan daun-daun pucuknya saja.


Penyakit embun tepung, Oidium sp. pada tanaman
Mawar. Foto : Suhardi.

5. Embun tepung (Oidium sp)

Gejala serangan: Di permukaan daun dan jaringan muda terdapat koloni patogen berwarna putih menyerupai tepung. Daun muda yang terserang dapat berubah bentuk, misalnya melengkung ke dalam.





Waspadai Kutu Daun

Tanaman Mawar

Tingkat serangan kutu daun pada tanaman mawar mencapai 35%. Setelah kutu daun dapat merembet ke virus hingga menebarkan cendawan embun jelaga. Manfaatkan predator kumbang Coccinellidae dan gunakan pestisida yang telah terdaftar.

Indonesia telah dikenal penduduk dunia sangat kaya akan berbagai jenis flora, salah satu diantaranya adalah mawar, yang termasuk jenis tanaman hias berbunga. Bunga mawar (Rosa hybrida) memiliki kharisma tersendiri dalam simbol-simbol religi dan tatanan kehidupan manusia. Di samping itu bunga mawar merupakan komoditas yang bermanfaat sebagai bahan obat, pewangi dan penyaman lingkungan hidup.


Kutu daun

Mawar diduga berasal dari belahan bumi utara terutama di dataran Cina, Timur Tengah atau Eropa Timur. Daerah pusat penyebaran tanaman mawar semula terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia, kemudian menyebar luas ke seluruh dunia. Jenis mawar berdasarkan kelompoknya yang ada di dunia yaitu Hybrid Tea, Polyantha (Baby Rose), Floribunda, Mawar Pagar (Climbing Rose), Grandiflora.

Tanaman mawar banyak dibudidayakan di ketinggian 500 m dpl sampai dataran tinggi + 1.500 m dpl. Pra syarat iklim lainnya adalah suhu udara relatif sejuk antara 18 o - 26 o C, kelembaban 70 % - 80 %, mendapat sinar matahari langsung dan penuh.

Keadaan lingkungan tanaman tersebut mempengaruhi keadaan ekosistemnya yang selanjutnya dapat mempengaruhi jenis hama yang dominan pada lingkungan tersebut. Meskipun ambang kendali hama pada tanaman hias sangat rendah, pengendalian secara terpadu tetap perlu diupayakan dalam rangka meningkatkan produksi tanaman hias baik kualitas maupun kuantitas. Di Indonesia daerah sentra bunga potong mawar banyak ditanam di Bandungan, Cipanas dan Brastagi.

Mawar yang dikenal sebagai “Ratu Bunga” memiliki nilai ekonomi dan sosial yang cukup tinggi. Untuk itu berbagai upaya dilakukan petani untuk meningkatkan produksi, baik secara kualitas maupun kuantitas. Akan tetapi berbagai kendala kerap kali dihadapi petani yaitu adanya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Salah satu OPT yang perlu diwaspadai adalah kutu daun yang dikenal dengan nama ilmiah Macrosiphum rosae Linn. – Aphid; termasuk dalam Ordo Homoptera, Famili Aphididae.

Laporan serangan kutu daun pada tanaman mawar dari daerah belum ada sampai saat ini. Namun berdasarkan hasil penelitian, populasi kutu daun menurun akibat pengaruh curah hujan yang tinggi, sehingga tingkat serangan kutu daun pada mawar dapat mencapai 35 %. Hama ini bersifat polifag, selain pada tanaman mawar kutu daun juga menyerang tanaman kentang, tomat, cabe, petsai, kubis, sawi, ketimun, semangka, ubi jalar, terung, jeruk, buncis, kapri, jagung.

Tanaman mawar yang terserang kutu daun mawar biasanya membentuk koloni, bergerombol pada bagian tertentu dari tanaman inang. Kerusakan tampak pada bagian tanaman yang masih muda, misalnya tunas-tunas dan daun-daun serta tangkai daun yang muda. Hal ini terjadi karena serangga menusukkan stiletnya, kemudian mengisap cairan sel tanaman, sehingga daun berkerut dan keriting serta pertumbuhan terhambat.

Kutu daun ini juga dapat menjadi vektor penyakit virus. Selain itu sekresi kutu daun ini yang berbentuk embun madu menjadi media bagi perkembangbiakan cendawan embun jelaga yang berwarna hitam.

Serangga kutu daun sangat mudah dikenali, mempunyai tubuh berbentuk oval, lunak, panjang rata-rata 2,0 – 3,6 mm; berwarna hijau kekuning-kuningan sampai hijau. Serangga jantan lebih besar dari pada serangga betina. Di dekat ujung abdomen terdapat sepasang kornikel (cornicie) berbentuk tabung yang merupakan ciri khas kutu daun. Di bagian kepala terdapat sepasang antena yang panjangnya hampir sepanjang badannya. Di ujung abdomen terdapat sebuah cauda.

Kutu daun tidak menyebabkan kerusakan yang berarti, khususnya pada tanaman hias, tetapi pada tanaman tertentu perannya sebagai vektor virus jauh lebih berbahaya, karena virus ini menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi. Kutu daun berbeda dengan serangga lainnya dalam berkembang biak, yaitu dengan melahirkan anaknya (partenogenesis). Kutu betina mencapai dewasa dalam 4 – 20 hari tergantung pada suhu. Kutu betina dapat menghasilkan 20 – 40 nimfa dengan kisaran 2 – 9 per hari. Serangga dewasa dapat hidup sekitar 2 – 3 minggu.

PENGENDALIAN

Pengendalian kutu daun dapat dilakukan dengan menerapkan sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain dengan pengendalian secara kultur teknis. Cara kultur teknis antara lain dengan pemupukan dan pengairan yang seimbang, sanitasi kebun dengan membersihkan gulma yang ada di sekitar tanaman, dan penggunaan varietas. Berdasarkan pengalaman petani, varietas Pertiwi dan varietas Apollo relatif tahan terhadap serangan hama kutu daun.

Cara lain yakni dengan menggunakan mulsa plastik berwarna perak. Mulsa plastik diyakini mampu menekan perkembangan populasi kutu daun di lahan terbuka. Bisa juga dalam penanaman dibuat dua barisan tanaman jagung sebagai barier di sekeliling petak mawar. Langkah ini sanggup menekan populasi kutu daun.

Pengendalian hama terpadu diantaranya juga dilakukan secara mekanis. Pengendalian secara mekanis dilakukan dengan pencucian bagian tanaman yang terserang dengan sabun dan air.

Sementara, pengendalian secara biologis atau hayati dapat menggunakan musuh alami (predator) kutu daun,. Pemanfaatan musuh alami misalnya predator kumbang Coccinellidae : Coccinella transversalis, Menochillus sexmaculata.

Jika menggunakan bahan kimia dalam pengendalian kutu daun, maka perlu diperhatikan jenis, waktu aplikasi dan dosis pestisida. Disarankan menggunakan pestisida yang telah terdaftar di Departemen Pertanian seperti insektisida Decis 2,5 EC (bahan aktif deltamerin), Buldok 25 EC (bahan aktif bahan aktif betasiflutrin), Condifor 200 LC (bahan aktif imidakloprid), Curacron 500 EC (bahan aktif profenos).

Waktu aplikasi dan dosis yang digunakan dapat dilihat pada label dari masing-masing insektisida yang akan digunakan. Demikian juga volume larutan semprot yang diperlukan. Bagaimanapun, mencegah lebih baik daripada mengobati. Karenanya, menerapkan budidaya yang sehat dengan memilih varietas tahan nampaknya lebih menguntungkan.

TANAMAN OBAT

Sabtu, 21 Agustus 2010

Krisan
Nama Ilmiah

Chrysanthemum indicum L.
Nama Daerah

Jawa: Krisan, Seruni
Botani

Sinonim: Pyrethrum indicum Cass.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae
Marga: Chrysanthemum
Jenis: Chrysanthemum indicum L.
Ciri-ciri

Habitus: Terna, tinggi 0,5-1 m.
Batang: Tegak, bulat, sedikit bercabang, permukaan kasar, hijau.
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal membulat, tepi bertoreh, panjang 7-13 cm, lebar 3-6 cm pertulangan menyirip, tebal, permukaan kasar, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk cawan, di ketiak daun atau di ujung batang, garis tengah 3-5 cm, kelopak bentuk cawan, ujung runcing, hijau, benang sari dan putik halus, berkumpul di tengah bunga, mahkota lonjong, lepas, panjang 3-8 mm, kuning.
Buah: Lonjong, kecil, ditutupi selaput buah, masih muda putih setelah tua hitam.
Biji: Lonjong, kecil, hitam.
Akar: Tunggang, putih.
Kandungan Kimia

Daun dan bunga krisan mengandung saponin, di samping itu daunnya mengandung alkaloida dan tanin, sedang bunganya juga mengandung minyak atsiri.
Khasiat

Bunga krisan berkhasiat sebagai obat sakit bengkak pada mata dan untuk obat luka.

Untuk obat bengkak mata dipakai + 10 gram bunga krisan, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih lalu dinginkan sampai hangat-hangat kuku. Air hasil rebusan digunakan untuk merendam atau mengkompres mata yang sakit.




Kremi
Nama Ilmiah

Portulaca quadrifida L.
Nama Daerah

Jawa: Kremi
Gorontalo: Jalu-jalu bobudo
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Caryophyllales
Suku: Portufacaceae
Marga: Portulaca
Jenis: Portulaca quadrifida L.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, menjalar, semusim, panjang ± 20 cm.
Batang: Bulat, beruas-ruas, gundul, ungu.
Daun: Tunggal, lonjong, berhadapan, panjang 3-10 cm, lebar 1,5-3,5 cm, tepi rata, ujung dan pangkal membulat, pertulangan menyirip, hijau keunguan.
Bunga: Tunggal, bulat, di ketiak daun, kelopak berlekatan, hijau, benang sari hijau kekuningan, putik bercabang, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk corong, gundul, ujung membulat, berduri, panjang 3-6 cm, kuning.
Buah: Lonjong, hijau kekuningan.
Biji: Bentuk ginjal, coklat.
Akar: Tunggang, kuning pucat.
Kandungan Kimia

Herba kremi mengandung saponin dan tanin.
Khasiat

Daun kremi berkhasiat sebagai obat sakit perut, untuk peluruh air seni, wasir dan rambut rontok.

Untuk obat sakit perut dipakai + 7 gram daun segar kremi, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.




Kremah
Nama Ilmiah

Alternanthera sessilis R. Br.
Nama Daerah

Lampung: Juruk demah
Batak: Ormak
Melayu: Sayor udang
Sunda: Tolot soyah
Jawa: Kremah
Botani

Sinonim: Alternanthera nodiflora R. Br
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Caryophylales
Suku: Amaranthaceae
Marga: Alternanthera
Jenis: Altemanthera sessilis R. Br.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, merambat, panjang ± 30 cm.
Batang: Majemuk, berhadapan, lonjong, ujung dan pangkal runcing, panjang ± 2 cm, lebar ± 5 mm, pertulangan menyirip, hijau.
Daun: Bulat, masif, beruas-ruas, hijau kekuningan.
Bunga: Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun dan ujung batang, tangkai silindris, panjang + 5 mm, hijau muda, benang sari lima, tangkai sari bentuk mangkok, mahkota bentuk bulu, panjang 2-3 mm, putih kehijauan.
Buah: Kotak, kecil, coklat.
Biji: Bulat, hitam.
Akar: Tunggang, putih kecoklatan.
Khasiat

Batang bersama daun kremah berkhasiat sebagai obat perut mulas, berak darah dan obat pening kepala.

Untuk obat perut mulas dipakat + 10 gram batang bersama daun segar kremah, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.





Krangkong
Nama Ilmiah

Ludwigia adscendens (L.) Kara
Nama Daerah

Batak: Buang-buang
Sunda: Kambang peucit, Kaloga, Ganggeng landeuy,
Jawa: Krangkong, Krema, Pacar banyu, Tapak doro
Madura: Pangeor
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Myrtales
Suku: Onagraccae
Marga: Ludwigia
Jenis: Ludwigia adscendens (L.) Kara
Ciri-ciri

Habitus: Terna, aquatik, melata atau merayap, tinggi 20-40 cm.
Batang: Bulat, beruas-ruas, dari tiap ruas yang melata tumbuh akar, lunak, berongga, warna hijau atau hijau kemerahan.
Daun: Tunggal, tanpa daun penumpu, duduk berseling, tersebar, tangkai pendek, bentuk bulat telur, ujung membulat, pangkal runcing, tulang daun menyirip, permukaan licin, mengkilat, hijau.
Bunga: Tunggal, berkelamin satu, di ketiak daun, berkelompok, berbilang 2-6, daun mahkota 4 helai, ujung runcing, hijau, sumbu bunga bentuk tabung, mahkota lepas, 4 helai, panjang 1-2 cm, halus, duduk di atas bakal buah, benang sari 4, kuning muda.
Buah: Tunggal, buni, bentuk seperti kapsul memanjang, ujung runcing, panjang 2-3 cm, hijau.
Biji: Bulat, banyak, keras, coklat kehitaman.
Akar: Serabut, putih kotor.
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan air yang tumbuh secara liar di tepi-tepi sungai, sawah atau ditempat-tempat yang berair, pada ketinggian 10 m sampai 1600 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Mei-Agustus dan pengurnpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun.
Kandungan Kimia

Seluruh bagian tanaman krangkong mengandung saponin, kardenolin dan flavonoid.
Khasiat

Daun, atau seluruh bagian tanaman krangkong dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan berkhasiat untuk anti nyeri, penurun panas dan peluruh air seni.

Untuk obat sakit kepala seluruh bagian tanaman krangkong segar sebanyak 30 gram, dicuci direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan 2 kali sehari, untuk obat demam seluruh bagian tanaman krangkong segar sebanyak 60 gram dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.




Krangean
Nama Ilmiah

Litsea cubeba Pers.
Nama Daerah

Sunda: Kilemo
Jawa: Krangean
Botani

Sinonim: Litsea citrata Bl, Tethrantera citrata Nees, T. polyantha Wall.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Rhamnales
Suku: Lauraceae
Marga: Litsea
Jenis: Litsea cubeba Pers.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 15 m.
Batang: Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, putih kotor.
Daun: Tunggal, lonjong, tepi rata ujung runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, panjang 10-14 cm, Lebar 7-9 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, kelopak hijau muda, bentuk mangkok, berbulu halus, mahkota bulat melengkung, kepala sari bulat, hijau kehitaman.
Buah: Bulat, keras, hitam.
Biji: Bulat, putih kotor.
Akar: Tunggang, coklat kehitaman.
Kandungan Kimia

Kulit batang dan daun krangean mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Kulit batang krangean berkhasiat untuk penawar bisa akibat serangga, buahnya berkhasiat sebagai obat batuk.

Untuk penawar bisa akibat gigitan serangga dipakai 10-15 gram kulit batang segar krangean, dicuci dan ditumbuk sampai lumat, ditambah air kapur secukupnya sampai menjadi lembek, kemudian ditempelkan pada bekas gigitan serangga.




Krambilan
Nama Ilmiah

Biophytum sensitivum D C.
Nama Daerah

Melayu: Daun hidup
Sunda: Ki payung kalapaon
Jawa: Tengah Krambilan
Ternate: Golofino
Halmahera: Gogiolo
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Geraniales
Suku: Oxalidaceae
Marga: Biophytum
Jenis: Biophytum sensitivum D C.
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tinggi 5-20 cm.
Batang: Bulat, tak bercabang, merati muda.
Daun: Majemuk, menyirip, dalam roset batang, anak daun empat sampai sepuluh pasang, ujung tumpul, bertepi rata, pangkal tumpul, tangkai 5-20 mm, hijau.
Bunga: Majemuk, pada ujung batang, kelopak + 5 mm, bertaju lima, ungu, mahkota ± 5 mm, kuning dengan ujung merah.
Buah: Kotak, bulat, kecil, hijau.
Biji: Kecil, masih muda putih setelah tua coklat.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Herba krambilan mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Herba krambilan berkhasiat sebagai peluruh air seni dan sebagai obat otot kejang.

Untuk obat peluruh air seni dipakai herba krambilan ± 20 gram, dicuci. direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.



Kompri
Nama Ilmiah

Symphytum officinale L.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Solanales
Suku: Boraginaceae
Marga: Symphytum
Jenis: Symphytum officinale L.
Ciri-ciri

Habitus: Herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm.
Batang: Semu, tidak berkayu, batang bertangkai.
Daun: Tunggal, bulat telur.ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan kasar, panjang 27-50 cm, lebar 4,5-14 cm, pertulangan menyirip, pelepah tumbuh berseling pada pangkal merupakan roset akar, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk corong, bertaju lima, benang sari lima, kepala sari kuning, putih kekuningan.
Buah: Bulat, tiap buah terdiri dari 4 biji.
Biji: Bulat, kecil, keras, hitam.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Daun kompri mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun kompri berkhasiat sebagai obat rematik, obat mencret, obat tipus, obat lambung dan obat pegal linu.

Untuk obat rematik dipakai ± 15 gram daun rnuda segar kompri, dicuci, dipotong kecil-kecil, dimakan sebagai lalab



Kola leli
Nama Ilmiah

Zantedeschia aethiopica (L.) Spreng.
Nama Daerah

Jakarta: Kala leli
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa AraleS
Suku: Araceae
Marga: Zantedeschia
Jenis: Zantedeschia aethiopica (L.) Spreng.
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tahunan, tinggi ± 2 m.
Batang: Tidak berbatang, membentuk umbi, putih kecoklatan.
Daun: Tunggal, bentuk jantung, pangkal berlekuk, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-75 cm, lebar 30-60 cm, permukaan licin, hijau.
Bunga: Tongkal, silindris, di ketiak daun, tangkai 20-30 cm, seludang bunga bentuk sodet, putih, benang sari dan putik tersusun dalam bongkol, panjang 5-15 cm, kuning.
Buah: Buni, diameter ± 5 cm, hijau.
Biji: Bulat panjang, beralur membujur, hijau.
Akar: Serabut, putih.
Kandungan Kimia

Daun dan umbi kola leli mengandung saponin dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung alkalolda.
Khasiat

Umbi kola leli berkhasiat sebagai obat sakit batuk kering, batuk influensa dan juga untuk obat demam.

Untuk obat batuk kering dipakai ± 15 gram umbi kola leli yang sudah kering lalu ditumbuk halus dan diseduh dengan 1 gelas air matang panas, dinginkan dan disaring, Hasil saringan diminum sekaligus, sehari dua kali pagi dan sore.


Cola acuminata Schott et Endl.
Botani

Sinonim: Cola vera Schum
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Maivales
Suku: Sterculaceae
Marga: Cola
Jenis: Cola acuminata Schott et Endl
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 20 m.
Batang: Bulat, berkayu, keras, bercabang-cabang, permukaan kasar, hijau kecoklatan,
Daun: Tunggal, tersebar, bertangkai, bulat telur memanjang, ujung runcing, tepi rata, pangkal meruncing, panjang 7-19 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, kelopak bentuk kerucut, di ketiak daun, masih muda hijau setelah tua coklat, mahkota bentuk bintang, bertaju lima, benang sari sepuluh, tersusun seperti bintang, ungu, putik kuning, kuning keputih-putihan.
Buah: Kotak, tiap tangkai satu sampai lima, bulat memanjang. tiap buah berisi lima sampai lima belas
biji, panjang 8-15 cm, diameter 5-9 cm, hijau.
Biji: Bulat telur, keras, panjangnya 3-6 cm, lebar 2-4 cm, selaput biji rasa manis, wangi, merah.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Biji kola mengandung alkaloida, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Biji kola berkhasiat sebagai obat sakit kepala dan obat kuat.

Untuk obat sakit kepala dipakai ± 5 gram serbuk biji kola, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, di dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.




Kluwih
Nama Ilmiah

Artocarpus altilis (Park.) Fsb.
Nama Daerah

Melayu: Gomu
Aceh: Kulu
Batak: Kulur
Minangkabau: Kalawi
Lampung: Kaluwih
Sunda: Kelewih
Jawa: Kluwih
Madura: Kolor
Bali: Kalewih
Bima: Kolo
Timor: Lakuf
Makassar: Gamasi
Selayar: Kuloro
Bugis: Ulo
Seram: Limes, Unas!
Halmahera: Dolai
Botani

Sinonim: Artocarpus communis J.R. & G.A. incisa (Thunb.) L.f.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Urticales
Suku: Moraceae
Marga: Artocarpus
Jenis: Artocarpus altilisis (Park.) Fsb.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 10-25 m.
Batang: Tegak, bulat, percabangan simpodial, bergetah, permukaan kasar, coklat.
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi bertoreh, panjang 50-70 cm, lebar 25-50 cm, pertulangan menyirip, tebal, permukaan kasar, hijau.
Bunga: Tunggal, berumah satu, di ketiak daun, bunga jantan silindris, panjang 10-20 cm, kuning, bunga betina bulat, garis tengah 2-5 cm, hijau.
Buah: Semu majemuk, bulat, diameter 10-20 cm, berduri lunak, hijau.
Biji: Bentuk ginjal, panjang 3-5 cm, hitam.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Bunga dan daun kluwih mengandung saponin, polifenol dan tanin, sedang kulit batangnya mengandung flavonoida.
Khasiat

Bunga jantan kluwih berkhasiat sebagai obat sakit gigi dan daunnya untuk obat sakit kulit.

Untuk obat sakit gigi dipakai 1 buah bunga jantan kluwih, dibakar sampai rnenjadi arang lalu ditumbuk sampai halus. Hasil tumbukan dioleskan pada gusi gigi yang sakit.





Kina (Cinchona succirubra)
Nama Ilmiah

Cinchona succirubra Pavon et Klot.
Botani

Sinonim: Cinchona pubescens Vahl.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Rubiales
Suku: Rubiaceae
Marga: Cinchona
Jenis: Cinchona succirubra Pavon et Klot.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 17 m.
Batang: Berkayu, bulat, coklat kehijauan.
Daun: Tunggal, lonjong, hampir bulat, tepi rata-ujung dan pangkal tumpul, panjang 15-35 cm, lebar 9-23 cm, pertulangan menyirip, masih muda hijau setelah tua merah.
Bunga: Majemuk, bentuk bintang, tangkai 5-11 cm, putih kekuningan, kelopak bertaju lima, bagian pangkal menyatu, hijau, benang sari lima, tangkai sari putih, kepala sari coklat, putik hijau, mahkota bentuk tabung, ujung membesar, coklat muda.
Buah: Kotak, lonjong, keras, coklat muda.
Biji: Kecil, hitam,
Akar: Tunggang, coklat keputih-putihan.
Kandungan Kimia

Kulit batang kina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan politenol.
Khasiat

Kulit batang kina berkhasiat sebagai obat malaria, penurun panas dan penambah nafsu makan.

Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang kina, diseduh dengan 1 gelas air matang panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.





Kimpul
Nama Ilmiah

Xanthosoma violaceum Schoot
Nama Daerah

Sunda: Kimpul
Jawa: Bentul, Linjik
Halmahera Utara: Dilago gogomo
Botani

Sinonim: Xanthosoma nigrum (Veil.) Mansf.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Arales
Suku: Araceae
Marga: Xanthosoma
Jenis: Xanthosoma violaceum Schoot
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tahunan, tinggi + 2 m.
Batang: Tegak, tidak berkayu, bulat, membentuk umbi, putih kecoklatan.
Daun: Tunggal, bentuk jantung, pangkal berlekuk, ujung runcing, tepi rata, panjang 25-75 cm, lebar 30-60 cm, hijau.
Bunga: Tongkol, silindris, di ketiak daun, tangkai 20-30 cm, seludang bunga bentuk sodet, putih, benang sari dan putik tersusun dalam bongkol, kuning.
Buah: Buni, diameter + 5 cm, hijau.
Biji: Bulat panjang, beralur membujur, hijau.
Akar: Serabut, putih.
Kandungan Kimia

Daun dan umbi kimpul mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daunnya juga mengandung alkaloida dan polifenol.
Khasiat

Umbi kimpul berkhasiat sebagai obat sakit bisul.

Untuk obat bisul dipakai + 25 gram kimpul, dicuci lalu ditumbuk halus kemudian dioleskan pada bagian yang bisul dan dibalut dengan kain yang bersih.




Ketela
Nama Ilmiah

Ipomoea batatas Poir.
Nama Daerah

Minangkabau: Ketelo
Lampung: Setilo
Enggano: Eba
Aceh: Gadong
Gayo: Gadong
Batak: Gadong enjolor
Madura: Telo
Bali: Kaselo
Sunda: Hui boiet
Jawa Tengah: Ketela rambat
Dayak: Katila
Sumbawa: Katabang
Bima: Uwi
Buol: Wui tutu
Makasar: Lame Jawa
Bugis: Lame Jawa
Seram: Timur Kaetela
Ambon: Patatas
Buru: Mangat
Halmaher:a Daso
Ternate: Ima
Tidore: Daso
Botani

Sinonim: Batatas edulis Chois, Convolvulus batatas L.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Solanales
Suku: Convolvulaceae
Marga: Ipomoea
Jenis: Ipomoea batatas Poir.
Ciri-ciri

Habitus: Herba, semusim, panjang ± 5 m.
Batang: Bulat, bercabang, lunak, bergetah, beruas, tiap buku bisa tumbuh akar, membentuk umbi, hijau pucat.
Daun: Tunggal, bertangkai, bulat, ujung runcing, tepi rata, pangkal rompang, pertulangan menyirip, panjang 4-14 cm, lebar 4-11 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, bertaju lima, hijau, mahkota bentuk corong, panjang 3-4,5 cm, putih, benang sari lima, melekat pada mahkota, putik bentuk benang, kepala putik kecil, putih.
Buah: Kotak, bulat telur, beruang dua sampai empat, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji: Kecil, diameter ± 1 mm, putih kotor.
Akar: Tunggang, putih.
Kandungan Kimia

Daun dan akar ketela mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun ketela berkhasiat sebagai obat bisul, obat penurun panas dan obat luka bakar.

Untuk obat bisul dipakai ± 10 gram daun segar ketela, ditumbuk sampai lumat lalu ditempelkan pada bisul.



Kertau
Nama Ilmiah

Morus macroura Miq.
Nama Daerah

Batak: Hole tanduk
Minangkabau: Andateh
Jawa: Kertau
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Urticales
Suku: Moraceae
Marga: Morus
Jenis: Morus macroura Miq.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 25 m.
Batang: Tegak, berkayu, bulat, permukaan berbintik-bintik, percabangan simpodial, hijau keputih-putihan.
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, panjang 8-12 cm, lebar 4-10 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, tipis, kasar, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak bunga halus, bercangap,hijau kekuningan, mahkota berbulu, putih kekuningan, benang sari empat, kepala sari dan putik satu, putih kekuningan.
Buah: Buni, bulat, hijau kekuningan.
Biji: Kecil, hitam.
Akar: Tunggang, kuning kecoklatan.
Kandungan Kimia

Daun dan buah kertau mengandung alkaloida, saponin dan polifenol.
Khasiat

Daun kertau berkhasiat sebagai obat kudis.

Untuk obat kudis dipakai + 50 gram daun segar kertau, dicuci kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai airnya tinggal setengah, dinginkan lalu disaring. Hasil saringan diminum tiga kali sehari pagi, siang dan sore sama banyak.




kembang matahari
Nama Ilmiah

Helianthus annus L.
Nama Daerah

Aceh: Bungong mata hurai
Minangkabau: Bunga panca matohari
Melayu: Kembang matahari
Sunda: Kembang sarengenge
Jawa Tengah: Kembang srengenge
Madura Kembang mata are
Bali: Sungenge
Roti: Bunga ledomata
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Compositae
Marga: Helianthus
Jenis: Helianthus annus L.
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, semusim, tinggi ± 2,5 m.
Batang: Tegak, bulat, berbulu kasar, permukaan kasap, kuning keputih-putihan.
Daun: Tunggal, permukaan kasar, bulat telur, ujung lancip, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-24 cm, lebar 7-19 cm, tangkai panjang 5-20 cm, bersegi, hijau.
Bunga: Tunggal, bentuk cawan, tumbuh di ujung batang, kelopak bentuk tabung, berlekuk, kuning muda, mahkota bentuk lanset, panjang 4-8 cm, benang sari lima, kepala sari berlekatan, hitam, tangkai putik kuning, kepala putik dua, kuning.
Buah: Kecil, bentuk tabung, diameter ± 3 mm, putih kotor.
Biji: Ujung lancip, pipih, berbulu, bergaris putih, panjang 1-10 mm, lebar ± 7 mm, hitam.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Biji kembang matahari mengandung flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Biji kembang matahari berkhasiat sebagai obat demam dan obat busung lapar.

Untuk obat demam dipakai ± 100 gram biji kembang matahari, disangrai seiama 15 menit, ditumbuk sampai lumat, dioleskan pada bagian perut dan leher.




Nama Ilmiah

Sambucus javanica Reinw. ex Bl.
Nama Daerah

Aceh: Abur
Bengkulu: Babalat
Melayu: Kelak nasi
Sunda: Kerak nasi
Jawa: Brobos kebo
Tidore: Halemaniri
Botani

Sinonim: Sambucus canadensis L, Lindernia Crustacea F.V. Muell, Torenia polygonoides Benth.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Rubiales
Suku: Caprifoliaceae
Marga: Sambucus
Jenis: Sambucus javanica Reinw. ex Bl.
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tanunan, tinggi ± 3 m.
Batang: Tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial, putih kotor.
Daun: Tunggal, berhadapan, lanset, panjang 3-5 cm, lebar 2-3 cm, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi beringgit, pertulangan menyirip, ibu tulang daun bagian bawah menonjol, permukaan halus, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, berkelamin dua, di ujung batang, kelopak bentuk bintang, tangkai putik silindris, halus, kepala sari bulat, mahkota bentuk corong, putih.
Buah: Buni, bulat, ungu.
Biji: Lonjong, keras, ungu.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Daun dan akar kerak nasi mengandung saponin dan tanin, sedang buahnya mengandung saponin dan flavonoida.
Khasiat

Daun kerak nasi berkhasiat sebagai obat pegal linu dan peluruh air seni.

Untuk obat pegal linu dipakai + 15 gram daun segar kerak nasi, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.




Kepundung
Nama Ilmiah

Baccaurea racemosa Muell. Arg.
Nama Daerah

Melayu: Kepundung
Sunda: Menteng
Jawa: Kapundung
Botani

Sinonim: Pierardia racemosa Bl.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Euphorbiales
Suku: Euphorbiaceae
Marga: Baccaurea
Jenis: Baccaurea racemosa Muell. Arg.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 10-25 m.
Batang: Tegak, berkayu, bulat, kasar, percabangan simpodial, putih kecoklatan.
Daun: Tunggal, tersebar, lonjong, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat, pertulangan menyirip, panjang 7-20 cm, lebar 3-7,5 cm, tangkai silindris, hijau muda, panjang + 2 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, berkelamin satu, di batang atau di cabang, tangkai silindris, panjang ± 10 cm, kelopak bentuk mangkok, benang sari empat sampai enam, bunga betina lebih besar dari bunga jantan, mahkota terbagi lima, kuning.
Buah: Buni, bulat, diameter ± 2 cm, masih muda hijau setelah tua kuning.
Biji: Bulat, diameter ± 0,5 cm, putih kekuningan.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Daun dan kulit batang kepundung mengandung saponin, flavonoida dan tanin, di samping itu daunnya juga mengandung alkaloids.
Khasiat

Daun kepundung berkhasiat sebagai obat mencret dan untuk peluruh haid.

Untuk peluruh haid dipakai ± 20 gram daun segar kepundung, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.



Kenikir (Tagetes erecta L)
Nama Ilmiah

Tagetes erecta L
Nama Daerah

Jawa Tengah: Kenikir
Sunda: Saes
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Compositae
Marga: Tagetes
Jenis: Tagetes erecta L
Ciri-ciri

Habitus: Herba, semusim, tinggi 0,5-1,5 m.
Batang: Bulat, tegak, beralur, bercabang, putih kehijauan.
Daun: Majemuk, bentuk lanset, ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 3-15 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk cawan, tangkai panjang, daun pembalut berbentuk lonceng, kepala putik bercabang dua, kuning, benang sari kuning, ungu.
Buah: Bentuk lonceng, panjang 1-1,5 cm.
Biji: Bentuk jarum, hitam.
Akar: Tunggang, putih kekuningan.
Kandungan Kimia

Daun kenikir mengandung saponin dan flavonoida.
Khasiat

Daun kenikir berkhasiat sebagai penangkal serangga.

Untuk penangkal serangga dipakai ± 100 gram daun segar kenikir, dijemur sampai kering kemudian dibakar




Nama Ilmiah

Kaempferia galanga L.
Nama Daerah

Aceh: Ceuku
Gayo: Tekur
Batak: Kaciwer
Mentawai: Kopuk
Minangkabau: Cakue
Lampung: Cokur
Melayu: Kencur
Sunda: Cikur
Jawa Tengah: kencur
Madura: Kencor
Kangean: Cekor
Jakarta: Kencur
Bali: Cekuh
Sasak: Cekur
Sumba: Cekir
Roti: Sokus
Bima: Soku
Minahasa: Kencur
Gorontalo: Hume Pete
Buol: Tukulo
Bari: Tadosi
Makasar: Cakuru
Bugis: Ceku
Ambon: Asuli
Haruku: Souro
Nusa laut: Soulo
Buru: Onega
Ternate: Bataka
Marind: Ukap
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Bangsa: Zingiberales
Suku: Zingiberaceae
Marga: Kaempferia
Jenis: Kaempferia galanga L.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, tahunan, tinggi + 20 cm
Batang: Semu, pendek, membentuk rimpang, coklat keputih-putihan.
Daun: Tunggal, bentuk lonjong, panjang 7-15 cm, lebar 2-8 cm, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata, hijau.
Bunga: Tunggal, bentuk terompet, panjang 2,5-5 cm, benang sari panjang ± 4 mm, kuning, puik putih, putih keunguan.
Akar: Serabut, coklat kekuningan.
Kandungan Kimia

Rimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan pollfenol. di samping minyak atsiri.
Khasiat

Rimpang kencur berkhasiat sebagai obat batuk, obat kembung, obat mual, obat bengkak dan obat bisul

Untuk obat batuk dipakai ± 5 gram rimpang segar kencur, dicuci, dikunyah-kunyah sampai halus lalu ditelan.




Kenari
Nama Ilmiah

Canarium commune L.
Nama Daerah

Melayu: Kenari
Sunda: Kenari
Jawa: Kenari
Madura: Kandreh
Bima: Kenari
Flores: Koja
Makasar: Kanare
Bugis: Kanare
Ambon: yale
Ternate: Nyiha
Botani

Sinonim: Canarium amboinense Hochr, C. vulgare Leenh, C. moluccanum Bl.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Geraniales
Suku: Burseraceae
Marga: Canarium
Jenis: Canarium commune L.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 20 m.
Batang: Tegak, berkayu, bulat, halus, percabangan simpodial, putih kotor.
Daun: Majemuk, menyirip ganjil, berhadapan, lonjong, tepi panjang 12-18 cm, lebar 4-6,5 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di batang sebelah atas, tangkai panjang ± 7 cm, hijau muda, kelopak bentuk tabung, pendek, halus, hijau keputih-putihan, benang sari banyak, putih, kepala sari bentuk segi tiga, mahkota bentuk segi tiga atau bintang, halus, kuning keputih-putihan.
Buah: Buni, bulat atau lonjong, masih muda hijau setelah tua biru kehitaman.
Biji: Lonjong, keras, hitam.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Daun dan kulit batang kenari mengandung saponin dan tanin, bijinya mengandung saponin dan juga minyak lemak.
Khasiat

Daun kenari berkhasiat untuk pelancar haid, minyak bijinya untuk kosmetika.

Untuk pelancar haid dipakai +10 gram daun segar kenari, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 rnenit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.



Kenanga
Nama Ilmiah

Canangium odoratum Baill.
Nama Daerah

Aceh: Kenanga
Gayo: Selanga
Nias: Ngana-ngana
Minangkabau: Ingona
Sumatera Timur: Salapin
Sumatera Barat: Kupa Apale
Sumatera Selatan: Kupa lena
Sunda: Kananga
Jawa Tengah: Kenanga
Madura: Kananga
Bali: Sandat
Sasak: Sandat
Bima: Kananga
Sawu: Tenaga
Roti: Bunga kacik
Sulawesi Utara: Lalingiran
Bugis: Kananga
Buru: Lomulilano
Botani

Sinonim: Canangium truticosum Graib.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Ranunculales
Suku: Annonaceae
Marga: Canangium
Jenis: Canangium odoratum Baill.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 10 m.
Batang: Berkayu, bulat, bercabang, hijau kotor.
Daun: Tunggal, tersebar, bulat telur, ujung runcing, pangkal rata, panjang 10-23 cm, lebar 3-14 cm, pertulangan menyirip, bertangkai 1-5 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, kuning, kelopak bentuk corong, hijau, benang sari banyak, coklat muda, kepala putik bulat, daun mahkota enam, lanset, panjang 5-7,5 cm, masih muda hijau setelah tua kuning.
Buah: Buni, lonjong, panjang ± 2 cm, hijau.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Bunga kenanga mengandung saponin, flavonoida dan polfenol, di samping minyak atsiri.
Khasiat

Bunga kenanga berkhasiat sebagai obat nyeri haid, di samping itu bunganya untuk bahan kosmetika.

Untuk obat nyeri haid dipakai ± 15 gram bunga segar kenanga, diseduh dengan 1 gelas air matang panas, setelah dingin airnya diminum sekaligus.




Kemlandingan
Nama Ilmiah

Leucaena glauca Benth.
Nama Daerah

Melayu: Pete cina
Sunda: Kemalandingan
Jawa Tengah: Kemlandingan
Madura: Kalandingan
Botani

Sinonim: Leucaena leucocephala (Lmk.) De Wit.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Rosales
Suku: Mimosaceae
Marga: Leucaena
Jenis: Leucaena glauca Benth.
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tahunan, tinggi 2-5 m.
Batang: Berkayu, penampang bulat, bercabang, hijau kecoklatan.
Daun: Majemuk, bentuk menyirip, anak daun, bulat telur, panjang 6-25 cm, lebar 2-5 cm, ujung runcing, tepi rata, pangkal tumpul, hijau.
Bunga: Bongkol, kelopak bentuk lonceng, hijau, benang sari sepuluh, panjang + 1 cm, daun mahkota lepas, bentuk lanset, panjang ± 5 mm, tangkai panjang, putih kekuningan.
Buah: Polong, bentuk lanset, panjang 8-18 cm, lebar ± 2 cm, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji: Bulat telur, masih muda hijau setelah tua coklat.
Akar: Tunggang, kuning kecoklatan.
Kandungan Kimia

Daun kemlandingan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Biji kemlandingan berkhasiat sebagai peluruh air seni dan obat cacing.

Untuk peluruh air seni dipakai ± 15 gram serbuk biji kemlandingan, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.




Kemladean
Nama Ilmiah

Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans.
Nama Daerah

Melayu: Pasilan
Sunda: Mangandeuh
Jawa: Kemladean
Jakarta: Benalu
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Santalales
Suku: Loranthaceae
Marga: Scurrula
Jenis: Scurrula atropurpurea (Bl.) Dans.
Ciri-ciri

Habitus Tema, parasit obligat.
Batang: Menggantung, berkayu, silindris, berbintik-bintik, coklat.
Daun: Tunggal, berhadapan, lonjong, ujung agak meruncing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 5-9 cm, lebar 2-4 cm, permukaan alas hijau permukaan bawah coklat.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, terdiri dari 4-6 bunga, di ketiak daun atau di ruas batang, tangkai pendek, kelopak bentuk kerucut terbalik, panjang ± 3 mm, bergigi empat, benang sari panjang 2-3 mm, kepala putik bentuk tombol, tabung mahkota panjang 1-2 cm, taju mahkota melengkung ke dalam, merah.
Buah: Kerucut terbalik, panjang + 8 mm, coklat.
Biji: Bulat, kecil, hitam.
Akar: Menempel pada pohon inang, berfungsi sebagai penghisap, kuning kecoklatan.
Kandungan Kimia

Daun dan batang kemladean mengandung saponin dan tanin, di samping itu daunnya juga mengandung alkaloida dan flavonoida.
Khasiat

Daun dan batang kemladean berkhasiat sebagai obat kuning.

Untuk obat sakit kuning dipakai + 15 gram daun dan batang kemladean, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus, sehari dua kali pagi dan sore.




Kemiri
Nama Ilmiah

Aleurites moluccana L.Willd
Nama Daerah

Aceh: Kereh
Batak: Hambiri
Minangkabau: Buah koreh
Melayu: Kemiri
Sunda: Muncang
Jawa: Kemiri
Madura: Komere
Bali: Kameri
Sumba:; Kawilu
Makasssar: Sapiri
Bugis: Ampiri
Gorontalo: Bintalo dudulaa
Ternate: Sakete
Buru: Hagi
Botani

Sinonim: Aleurites triloba Forst, A. javanica Gand.
Klasifikasi

Divisi Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Euphorbiales
Suku: Euphorbiaceae
Marga: Aleurites
Jenis: Aleurites moluccana (L.) Willd.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 25-30 m.
Batang: Tegak, berkayu, permukaan banyak lentisel, percabangan simpodial, pada batang sebelah atas terdapat tonjolan bekas melekatnya tangkai daun, coklat.
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, tepi rata, bergelombang, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, bawah halus, panjang 18-25 cm, lebar 7-11 cm, tangkai silindris, panjang 10-15 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, berkelamin dua, diujung cabang, tangkai silindris, panjang 2-3, 5 cm, hijau kecoklatan, kelopak lonjong, permukaan bersisik rapat, hijau, benang sari jumlah 5-8 buah, tangkai sari bulat, merah, kepala sari bentuk kerucut, merah, putik bulat, putih, mahkota putih.
Buah: Kotak, bulat telur, beruas-ruas, panjang ± 7 cm, lebar ± 6,5 cm, masih muda hijau setelah tua coklat, berkeriput.
Biji: Bulat, berkulit keras, berusuk atau beralur, diameter ± 3,5 cm, berdaging, berminyak, putih kecoklatan.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Daging biji, daun dan akar kemiri mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daging bijinya mengandung minyak lemak.
Khasiat

Daging biji kemiri berkhasiat untuk urus-urus.

Untuk urus-urus dipakai 2 buah daging biji kemiri, dicuci, ditumbuk sampai lumat, kemudian diseduh dengan 1/4 gelas air matang panas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.




Kamboja
Nama Ilmiah

Plumiera acuminata Aft.
Nama Daerah

Minangkabau: Pandam
Melayu: Bunga kemboja
Jawa Tengah: Semboj'a
Madura: Cempaka
Bali: Bunga jabun
Sasak: Semboja
Roti: Bunga matandani
Manado: Kamboja
Buol: Bunga jera
Makasar: Bunga Jene mawara
Halmahera: Capak butu
Ternate: Saya kolocucu
Tidore: Capaka kubu
Botani

Sinonim: Plumiera acutifolia Poir.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Apocynales
Suku: Apocynaceae
Marga: Plumiera
Jenis: Plumiera acuminata Aft.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, begetah, tinggi 1,5-6 m.
Batang: Berkayu, bulat, bercabang, bekas dudukan daun nampak jelas, putih kehijauan.
Daun: Tunggal, lanset, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, tebal, panjang 10-25 cm, lebar 5-10 cm, pertulangan menjari, permukaan atas hijau tua, permukaan bawah hijau muda.
Bunga: Majemuk, malai rata, di ujung batang, kelopak bentuk corong, putih kemerah-merahan, mahkota bunga empat, putih.
Buah: Bumbung, bentuk lanset, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji: Bulat, bersayap, putih kotor.
Akar: Tunggang, bercabang, coklat muda.
Kandungan Kimia

Akar dan daun kamboja mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, disamping itu daunnya juga mengandung alkaloida.
Khasiat

Getah batang kamboja berkhasiat sebagai obat bisul dan obat busung lapar.

Untuk obat bisul dipakai ± 2 ml getah batang kamboja kemudian dioleskan pada bisul.




Kembang telang
Nama Ilmiah

Clitoria ternatea L.
Nama Daerah

Melayu: Bunga biru
Sunda: Kembang telang
Jawa: Kembang teleng
Makasar: Bunga talang
Bugis: Bunga temen raleng
Halmahera: Bisi
Ternate: Sejamagulele
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Resales
Suku: Papilionaceae
Marga: Clitoria
Jenis: Clitoria ternatea L.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, menjalar, panjang 3-5 m.
Batang: Membelit, masif, permukaan beralur, hijau.
Daun: Majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2-4 cm, tangkai silindris, panjang 4-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan berbulu, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang + 1,5 cm, hijau, kelopak bentuk corong, panjang 1,5-2,5 cm, hijau kekuningan, tangkai benang sari berlekatan membentuk tabung, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, kepala putik bulat, hijau, mahkota bentuk kupu-kupu, ungu.
Buah: Polong, panjang 7-14 cm, bertangkai pendek, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji: Bentuk ginjal, masih muda hijau setelah tua coklat.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Daun kembang telang mengandung saponin dan polifenol.
Khasiat

Daun kembang telang berkhasiat sebagai obat bisul dan obat sakit mata.

Untuk obat bisul dipakai ± 10 gram daun kembang telang, dicuci dan ditumbuk halus, dicampur dengan sedikit gula jawa, ditempelkan pada bagian yang bengkak atau bisul dan dibalut dengan kain bersih.




Kembang sepatu
Nama Ilmiah

Hibiscus rosa-sinensis L
Nama Daerah

Aceh: Bungong roja
Batak karo: Bunga-bunga
Nias: Soma-soma
Mentawai: Bekeju
Betawi: Kembang sepatu
Sunda: Kembang wera
Jawa Tengah: Kembang sepatu
Madura: Bunga rebong
Bali: Waribang
Sangir: Embuhanga
Timor: Bunga cepatu
Gorontalo: Ulange
Buol: Kulango
Makasar: Bunga cepatu
Bugis: Bunga bisu
Ternate: Ubu-ubu
Tidore: Bala bunga
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Malvales
Suku: Malvaceae
Marga: Hibiscus
Jenis: Hibiscus rosa-sinensis L
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tahunan, tegak, tinggi ± 3 m.
Batang: Bulat, berkayu, keras, diameter ± 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor.
Daun: Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau.
Bunga: Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah.
Buah: Kecil, lonjong, diameter ± 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat.
Biji: Pipih, putih.
Akar: Tunggang, coklat muda.
Kandungan Kimia

Daun, bunga dan akar kembang sepatu mengandung flavonoida. Di samping itu daunnya juga mengandung saponin, dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin dan saponin.
Khasiat

Daun kembang sepatu berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk dan obat sariawan.

Untuk obat demam pada anak-anak dipakai ± 25 gram daun segar kembang sepatu, ditambah dengan air 2 sendok makan, ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan pada bagian dada punggung dan leher.




Kembang pukul empat
Nama Ilmiah

Mirabilis jalapa L.
Nama Daerah

Jawa tengah: Kembang pukul empat
Bali: Kederat
Sasak: Noja
Roti: Bunga-bunga perengki
Timor: Bunga ledonosok
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Caryophyllales
Suku: Nyctaginaceae
Marga: Mirabilis
Jenis: Mirabilis jalapa L.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, semusim, tinggi 50-80 cm.
Batang: Tegak, bulat, permukaan licin, beralas, pada buku tumbuh daun dan cabang, putih.
Daun: Tunggal, segi tiga, panjang 5-8 cm, lebar 5-10 cm, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, hijau keputih-putihan.
Bunga: Tunggal, bentuk terompet, di ujung batang, benang sari enam, pipih, merah, tangkai sari melengkung ke dalam, panjang ± 3 cm, mahkota panjang ± 5 cm, diameter 1-1,5 crn, daun pelindung bagian bawah menjadi satu, segi tiga, ujung bertaju lima, kuning.
Buah: Kecil, keras, permukaan berkerut, diameter ±5 mm, bagian dalam putih dan lunak, hitam.
Akar: Tunggang, putih.
Kandungan Kimia

Daun dan bunga kembang pukul empat mengandung saponin dan flavonoida.disamping itu daunnya juga mengandung tanin dan bunganya mengandung polifenol. Biji tanaman tersebut mengandung flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun kembang pukul empat berkhasiat sebagai obat bisul, akarnya untuk mengobati sembelit dan bengkak. Bijinya sebagai bahan kosmetika.

Untuk obat bisul dipakai ± 7 gram daun segar kembang pukul empat, dicuci, ditambah 1/2 gram garam, ditumbuk kemudian ditempelkan pada bisul.




Kembang kuning
Nama Ilmiah

Cassia surattensis Burm. f.
Botani

Sinonim: Cassia fruticosa Koen, C. glabra Lamk
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Resales
Suku: Leguminosae
Marga: Cassia
Jenis: Cassia surattensis Burm. f.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 8-10 m.
Batang: Tegak, berkayu, halus, percabangan simpodial, putih keabu-abuan.
Daun: Majemuk, tangkai bulat, panjang ± 7 cm, putih kehijauan, lonjong, tepi rata, pangkal dan ujung tumpul, tipis, halus, pertulangan menyirip, panjang 4-5 cm, lebar 2-3 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang + 7 cm, hijau muda, kelopak halus, putih kehijauan, benang sari panjang + 5 mm, kuning, kepala sari bentuk taju, panjang ± 5 mm, mahkota halus, kuning terang.
Buah: Polong, panjang + 10 cm, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Pipih, coklat.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Kulit batang dan akar kembang kuning mengandung alkaloida dan polifenol.
Khasiat

Akar kembang kuning berkhasiat sebagai obat kencing nanah.

Untuk obat kencing nanah dipakai + 10 gram akar segar kembang kuning, dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.




Kembang emas
Nama Ilmiah

Stephanotis floribunda (R. Br.) Brongn.
Botani

Sinonim: Marsdenia floribunda (R. Br.) Schitr.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta.
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Apocynales
Suku: Asdepiadaceae
Marga: Stephanotis
Jenis: Stephanotis floribunda (R. Br.) Brongn.
Ciri-ciri

Habitus: Tema, menahun, panjang ±2-5 m.
Batang: Membelit, berkayu, bulat, beralur tegas, bercabang, coklat.
Daun: Tunggal, lonjong, berhadapan, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-12 cm, lebar 3-7 cm, pertulangan menyirip, tipis, mengkilap, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, panjang karangan bunga 12-15 cm, kelopak bentuk cawan, halus, bertoreh enam, simetris, hijau, tangkai benang sari dan putik silindris, panjang ± 4,5 cm, kepala sari kuning, bentuk ginjal, kepala putik bentuk solet, panjang + 4 mm, putih kekuningan, mahkota bentuk terompet, halus, sisi dalam berbulu halus, merah kekuningan.
Buah: Kotak, bulat, licin, ukuran + 0,5 cm, hijau.
Biji: Kecil, hitam, berumbi.
Akar: Tunggang, putih kecoklatan.
Kandungan Kimia

Daun dan bunga kembang emas mengandung saponin dan polifenol, di samping itu bunganya mengandung flavonoida.
Khasiat

Daun kembang emas berkhasiat sebagai obat luka dan bunganya untuk obat demam.

Untuk obat luka dipakai + 10 gram daun kembang emas, dicuci ditumbuk halus kemudian ditempelkan pada bagian yang luka.




Kembang ceplikan
Nama Ilmiah

Solidago virgaurea L.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotylcdoneae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae
Marga: Solidago
Jenis: Solidago virgaurea L.
Ciri-ciri

Habitus: Terna, menahun, tinggi 30-60 cm.
Batang: Bulat, sedikit berkayu, licin, hijau kebiruan.
Daun: Tunggal, reset batang, di ujung batang, tersebar, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, panjang 5-20 cm, lebar 2-4 cm, permukaan licin, hijau.
Bunga: Majemuk, di ujung batang, tersusun dalam bulir, dengan daun penumpu, kelopak bentuk segitiga, panjang 2-13 cm, tersusun bertingkat melingkar, hijau, benang sari jumlah banyak, ungu, mahkota bentuk lanset, panjang 1-1,5 cm, ungu.
Buah: Tunggal, bentuk elips, kecil, hitam.
Biji: Bentuk elips, kecil, lunak, putih.
Akar: Serabut, berwarna putih kecoklatan.
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan yang umumnya dibudidayakan sebagai tanaman bias pada ketinggian 800 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Tumbuh baik pada tanah-tanah yang subur dan gembur tetapi tidak menyukai banyak air. Berbunga pada bulan Oktober dan pemanenan sebaiknya dilakukan pada bulan Juli-Agustus.
Kandungan Kimia

Daun dan batang kembang ceplikan mengandung saponin dan polifenol, sedangkan bunganya mengandung minyak atsiri.
Khasiat

Daun, bunga dan batang kembang ceplikan berkhasiat sebagai obat influensa, obat batuk.

Obat influensa, bunga kembang ceplikan sebanyak 10 gram, dicuci dan rendam dalam gelas dengan air matang panas sebanyak 200 ml tutup rapat dan biarkan sampai dingin, diminum sekaligus, dilakukan sehari 2 kali sehari pagi dan sore.
Obat batuk, daun dan batang kembang ceplikan segar sebanyak 30 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.




Kembang bulan
Nama Ilmiah

Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray
Botani

Sinonim: Mirasolia diversifolia Hemsley
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Asterales
Suku: Asreraceae
Marga: Tithonia
Jenis: Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tinggi ± 5 m.
Batang: Tegak, bulat, berkayu, hijau.
Daun: Tunggal, berseling, panjang 26-32 cm, lebar 15-25 cm, ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, di ujung ranting, tangkai bulat, kelopak bentuk tabung, berbulu halus, hijau, mahkota lepas, bentuk pita, halus, kuning, benang sari bulat, kuning, putik melengkung, kuning.
Buah: Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Bulat, keras, coklat.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Daun, kulit batang dan akar kembang bulan mengandung saponin, polifenol dan flavonoida.
Khasiat

Daun kembang bulan berkhasiat sebagai obat sakit perut kembung

Untuk obat sakit perut kembung dipakai ± 7 gram daun segar kembang bulan, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring, hasil saringan diminum sekaligus.




Kemarogan
Nama Ilmiah

Gymnopetalum leucostictum Miq.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub dlvisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Cucurbitales
Suku: Cucurbitaceae
Marga: Gymnopetalum
Jenis: Gymnopetalum leucostictum Miq.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, tahunan, menjalar, panjang ± 10 m.
Batang: Lunak, segi lima, berambut, hijau kekuningan.
Daun: Tunggal, bentuk jantung, bercangap lima, ujung runcing, pangkal bertoreh, tepi beringgit, hijau.
Bunga: Tunggal, berumah satu, bentuk terompet, di ketiak daun, bertaju lima, kuning, tangkar putik silindris, panjang 1-1,5 cm, kuning kecoklatan, putih.
Buah: Buni, bulat telur, panjang 4-5 cm, beralur, berbulu, hijau.
Biji: Kecil, coklat.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Daun, batang dan akar kemarogan mengandung saponin dan polifenol.
Khasiat

Daun kemarogan berkhasiat sebagai obat sakit encok,
obat penurun panas, obat perut mual dan untuk menambah napsu makan.

Untuk menambah napsu makan dipakai ± 15 gram daun segar kemarogan, dicuci kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga airya tinggal setengah, dinginkan lalu disaring. Hasil saringan diminum dua kali sehari pagi dan sore sama banyak.



Timun
Nama Ilmiah

Cucumis sativus
Nama Daerah

Aceh: Timor
Gayo: Timun
Batak Dairi: Antimun
Batak: Cimun
Simalungun: Ansimun
Angkola: Ancimun
Mandailing: Ancimun
Simalur: Timon
Nias: Laisen
Melayu: Mentimun
Lampung: Hantimun
Madura: Temon
Bali: Katimun
Bima: Timu
Sumba: Kadingir
Flores: Daha of Koto
Buru: Timun
Ternate/Tidore: Tim
Inggris: Cucumber
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Kelas: Magnoliopsida
Bangsa: Cucurbitales
Suku: Cucurbitaceae
Marga: Cucumis
Jenis: Cucumis sativus
Ciri-ciri

Habitus: Herba 1 tahun, merambat
Batang: Bentuk segitiga, berbulu halus, hijau.
Daun: Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, bertaju tiga sampai tujuh, hijau.
Bunga: Tunggal, kelopak bentuk lonceng, benang sari 3, kepala sari panjang ± 7 mm, kepala putik tiga, kuning.
Buah: Bulat memanjang, panjang 10-30 cm, banyak mengandung cairan, masih muda hijau berlilin putih setelah tua kuning kotor.
Biji: Bulat, putih.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Daun dan buah timun mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Buah timun berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi, penyegar badan dan bahan kosmetika. Bijinya sebagai obat cacing.

Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai ± 300 gram buah segar timun, dicuci lalu diparut, diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.




Kelor
Nama Ilmiah

Moringa oleifera Lam.
Nama Daerah

Aceh: Murong
Melayu: Kelor
Minangkabau: Munggai
Lampung: Kilor
Sunda: Kelor
Jawa Tengah: Kelor
Madura: Marongghi
Bali: Kelor
Bima: Parongge
Sumba: Kawona
Buru: Kirol
Ternate: Kelo
Tidore: Kelo
Botani

Sinonim: Moringa pterygosperma Gaertn. N. W.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Brassicales
Suku: Moringaceae
Marga: Moringa
Jenis: Moringa oleifera Lam.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi + 8 m.
Batang: Berkayu, bulat, bercabang, berbintik hitam, putih kotor.
Daun: Majemuk, panjang 20-60 cm, anak daun bulat telur, tepi rata, ujung berlekuk, menyirip ganjil, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, letak di ketiak daun, panjang 10-30 cm, daun kelopak nijau, benang sari dan putik kecil, mahkota putih, putih.
Buah: Polong, panjang 20-45 cm, berisi 15-25 biji, coklat kehitaman.
Biji: Bulat, bersayap tiga, hitam.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Akar, daun dan kulit batang kelor mengandung saponin dan polifenol.di samping itu kulit batangnya juga mengandung alkaloida dan daunnya juga mengandung minyak atsiri.
Khasiat

Akar kelor berkhasiat sebagai obat kejang, obat gusi berdarah, obat haid tidak teratur dan obat pusing. Daunnya berkhasiat sebagai obat sesak nafas, encok dan beri-beri, bijinya sebagai obat mual.

Untuk obat kejang dipakai ± 25 gram akar segar kelor, dicuci, ditambah 1/4 gram garam dan 1/4 gelas air, ditumbuk lalu diperas. Hasil perasan digosokkan pada bagian yang kejang.




Kelembak
Nama Ilmiah

Rheum officinale Baill.
Nama Daerah

Melayu: Kelembak
Sunda: Kalemba
Jawa Tengah: Kalembak
Madura: Kelembak
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Polygonales
Suku: Polygonaceae
Marga: Rheum
Jenis: Rheum officinale Baill.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, tahunan, tinggi 25-80 cm.
Batang: Pendek, terdapat di dalam tanah, beralur melintang, masif, coklat.
Daun: Tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung dan berbulu, ujung runcing, tepi rata, bertangkai 10-40 cm, pangkal tangkai daun memeluk batang, panjang 10-35 cm, lebar 8-30 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, berkelamin dua atau satu,bergabung menjadi malai yang bercabang, mahkota enam helai tersusun dalam lingkaran, benang sari sembilan, bakal buah bentuk segi tiga, tangkai putik melengkung, kepala putik tebal, putih kehijauan.
Buah: Padi, bersayap tiga, bulat telur, merah.
Akar: Tunggang, lunak, bulat, coklat muda.
Kandungan Kimia

Akar dan daun kelembak mengandung flavonoida, di samping itu akarnya juga mengandung glikosida dan saponin, sedangkan daunnya juga mengandung polifenol.
Khasiat

Akar kelembak berkhasiat sebagai urus-urus dan juga dimanfaatkan untuk bumbu rokok.

Untuk urus-urus dipakai ± 10 gram akar segar Kelembak, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sakaligus.



Kapulaga
Nama Ilmiah

Amomum cardamomum Willd
Nama Daerah

Aceh: Kapulaga, Kardamon
Minangkabau: Palago, Pelaga, Puwar
Sunda: Kapol, Kapol sebrang, Pelaga
Jawa: Kapulogo, Kapulogo sabrang, Pulogo, Kapol sabrang
Madura: Kapolagha, palagha
Bugis: Gandimong
Malaysia: Pelaga
Thailand: Luk grawan
Inggris: Cardamom
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tahunan, tinggi 1-5m, berkelompok membentuk banyak anakan.
Batang: Semu, tersusun oleh pelepah daun, bentuk silindris, hijau, umbi batang besar dan gemuk.
Daun: Tunggal, tersebar, hijau tua, helai daun licin, berbulu, bentuk lanset, pangkal dan ujung runcing, tepi daun rata, panjang 30-60 cm, lebar 10-12cm, menyirip, pendek.
Bunga: Kecil, bongkol, putih atau putih kekuningan, benang sari panjang 1-1,5 cm, kepala sari bentuk elips.
Buah: Kotak, bulat memanjang, lekuk segitiga agak pipih, putih kekuningan.
Biji: Kecil, warna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas.
Akar: Serabut, putih kotor.
Kandungan Kimia

Buah, biji dan rimpang kapulaga banyak mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoida, dan polifenol. Dan minyak atsri terdiri dari terpinoel, terpinil, sineol, borneol, dan beta kamfer.
Khasiat

Seluruh bagian tanaman baik buah, batang, daun kapulaga berkhasiat sebagai obat kuat, encok, rematik, demam, dan meningkatkan afrodisiaka(libido).

Air rebusan seluruh bagian tanaman digunakan untuk obat kuat bagi orang yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian. Juga berguna bagi orang yang berpenyakit encok atau rematik. Kadang-kadang juga digunakan sebagai afrodisiaka (untuk meningkatkan libido). Air rebusan batang digunakan sebagai obat menurunkan panas (demam). Buahnya dipergunakan untuk bahan penyedap dan penyegar makanan dan minuman. Buah juga berkhasiat menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit perut, daun sering digunakan untuk menghilangkan bau mulut, untuk obat batuk, dan menurunkan panas (sebagai antipiretikum). Daun yang dikeringkan, digiling, 1alu direbus dapat menjadi minuman penghangat bagi orang yang kedinginan, terutama bagi yang tinggal di pegunungan, di daerah beriklim dingin atau di hutan yang sangat lembab. Minuman ini sekaligus dapat
mengobati sakit panas dalam.




Kedondong
Nama Ilmiah

Spondias pinnata (L. f.) Kurz.
Nama Daerah

Sunda: Kadondong
Jawa: Kedondong
Madura: Kedundung
Bali: Kacemcem
Bima: Inci
Makasar: Karunrung
Bugis: Dau kaci
Botani

Sinonim: Spondias mangifera Willd, Evia amara Comm.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Sapindales
Suku: Anacardiaceae
Marga: Spondias
Jenis: Spondias pinnata (L. f.) Kurz.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi ± 20 m.
Batang: Tegak, bulat, berkayu, permukaan halus, percabangan simpodial, putih kehijauan.
Daun: Majemuk, lonjong, menyetrip ganjil, tersebar, pangkal runcing, ujung meruncing, pertulangan menyirip, tepi rata, panjang 5-8 cm, lebar 3-6 cm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun dan di ujung cabang, panjang 24-40 cm, kelopak panjang + 5 cm, ungu, benang sari delapan, kuning, mahkota empat sampai lima, lanset, putih kekuningan.
Buah: Buni, lonjong, berdaging, diameter ± 5 cm, berserat, hijau kekuningan.
Biji: Bulat, berserat kasar kasar, putih kekuningan.
Akar: Tunggang, coklat tua.
Kandungan Kimia

Daun, kulit batang dan kulit akar kedondong mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Kulit kayu kedondong berkhasiat sebagai obat disentri, dan daunnya untuk obat batuk.

Untuk obat disentri dipakai + 5 gram kulit kayu segar kedondong. dicuci lalu dipotong-potong, direbus dengan 2 gelas air selama 25 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.




Kelapa
Nama Ilmiah

Cocos nucifera L
Nama Daerah

Aceh: Baku
Gayo Krambii
Batak: Krambir
Nias: Ohi
Minangkabau: Krambie
Lampung: Nyiui
Sunda: Kelapa
Jawa Kelapa, Klopo
Bali: Nyuh
Timor: Nian
Roti: No
Gorontalo: Bongo
Buof: Bongo
Toraja: Aluu
Bugis: Kaluku
Makasar: Kaluku
Aur: Nur
Seram: Niur
Ambon: Ninelo
Buru: Niwelhoni
Ternate: Igo
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Palmales
Suku: Palmae
Marga: Cocos
Jenis: Cocos nucifera L.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 20-30 m.
Batang: Tegak, silindris, permukaan kasar, coklat.
Daun: Majemuk, menyirip, bentuk pita, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 0,5-1 m, lebar 3-4 cm, berpelepah, tangkai silindris, panjang 0,5-1 m, hijau, pertulangan sejajar, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun, panjang 25-40 cm, tangkai segi tiga, panjang 10-15 cm, kuning, kelopak bercangap, kuning tua, benang sari panjang 3-5 cm, kuning, tangkai putik silindris, kuning, mahkota lonjong, lima helai, kuning.
Buah: Batu, bulat telur, berkulit serabut, hijau.
Biji: Bulat, berkulit keras, coklat.
Akar: Serabut, coklat.
Kandungan Kimia

Akar daun dan daging buah kelapa mengandung saponin dan
flavonoida, di samping itu daun dan daging buahnya mengandung polifenol sedang akarnya juga mengandung tanin.
Khasiat

Akar kelapa berkhasiat sebagai obat demam dan mencret, air buahnya digunakan untuk penambah kekuatan.

Untuk obat demam dipakai ± 15 gram akar kelapa direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.




Keladi
Nama Ilmiah

Caladium bicolor
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Arales
Suku: Araceae
Marga: Caladium
Jenis: Caladium bicolor
Ciri-ciri

Habitus: Herba, muslman, tinggi 25-50 cm.
Batang: Membentuk umbi.
Daun: Tunggal, roset akar, bentuk perisai bersegi, garis tengah 15-30 cm, tepi rata, permukaan licin, pertulangan daun menjari, hijau berbintik putih, sekitar tulang daun merah.
Bunga: Majemuk, bentuk bongkol, tangkai silindris, panjang 28-40 cm, pangkal tangkai dilindungi seludang bunga, benang sari mengumpul membentuk gada, kuning, mahkota satu helai, putih.
Buah: Belum pemah ditemukan.
Biji: Belum pemah ditemukan.
Akar: Serabut, putih.
Kandungan Kimia

Daun dan bunga keladi mengandung saponin, rimpangnya mengandung flavonoida, di samping itu bunga dan rimpangnya mengandung polifenol.
Khasiat

Umbi keladi berkhasiat sebagai obat sakit bengkak pada jari tangan.

Untuk sakit bengkak jari dipakai ±15 gram umbi keladi, dicuci dan ditumbuk sampai halus lalu ditempelkan pada jari yang sakit, jika sudah mengering segera diganti yang baru.




Keji beling
Nama Ilmiah

Strobilanthes crispus B L
Nama Daerah

Jakarta: Daun pecah beling
Jawa Tengah: Daun keji beling
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Solanales
Suku: Acanthaceae
Marga: Strobiianthes
Jenis: Strobiianthes crispus Bl.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, tinggi 1-2 m.
Batang: Beruas, bentuk bulat, berbulu Kasar, percabangan monopodial, hijau.
Daun: Tunggal, berhadapan, lanset atau lonjong, tepi beringgil, ujung meruncing, pangkal runcing, panjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk bulir, mahkota bentuk corong, berambut, ungu, kelopak berambut pendek, ungu, benang sari empat, putih, kuning.
Buah: Bulat, coklat.
Biji: Bulat, kecil, pipih, coklat.
Akar: Tunggang, coklat muda
Kandungan Kimia

Daun keji beling mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun keji beling berkhasiat sebagai peluruh air seni.

Untuk peluruh air seni dipakai ± 25 gram daun segar keji beling, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus





Keji besi
Nama Ilmiah

Hemigraphis rependa L
Nama Daerah

Jawa Tengah: Keji besi
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Solanales
Suku: Acanthaceae
Marga: Hemigraphis
Jenis: Hemigraphis rependa (L) Hall f.
Ciri-ciri

Habitus: Herba, merayap, tahunan.
Batang: Bulat, beruas-ruas, bercabang, berbulu, hijau.
Daun: Tunggal, bersilang berhadapan, helaian daun bulat telur, ujung lancip, tepi bergerigi, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, berambut, hijau, hijau keunguan.
Bunga: Tunggal, di ujung batang dan di ketiak daun, kelopak lepas, lima daun kelopak, berbulu, putih kehijauan, mahkota bentuk terompet, benang sari putih bentuk benang, putik putih, melekat pada mahkota, putih.
Buah: Kotak, kecil, berbulu, masih muda hijau setelah tua hitam.
Biji: Bulat, kecil, coklat.
Akar: Tunggang, kuning keputih-putihan.
Kandungan Kimia

Herba keji besi mengandung saponin, flavonoida, tanin dan polifenol
Khasiat

Herba keji besi berkhasiat sebagi peluruh air seni.

Untuk peluruh air seni dipakai ± 30 gram herba segar keji besi, direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, setelah dingin diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.





Ketumbar
Nama Ilmiah

Coriandrum sativum L
Nama Daerah

Aceh: Keutumba
Gayo: Ketumbar
Batak toba: Hatumbar
Kerinci: PenyiJang
Minangkabau: Katumba
Melayu: Ketumbar
Sunda: Katuancar
Jawa Tengah: Ketumbar
Madura: Katombar
Bali: Katumbah
Bima: Katumba
Gorontalo: Katumbaii
Makasar: Katumbare
Bugis: Katumbare
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Umbellales
Suku: Umbelliferae
Marga: Coriandrum
Jenis: Coriandrum sativum L
Ciri-ciri

Habitus: Semak, semusim, tinggi ± 1m.
Batang: Berkayu, lunak, beralur, berlubang, percabangan dichotom, hijau.
Daun: Majemuk, berbagi menyirip, berseludang, tepi daun berwarna putih, hijau keputih-putihan.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, tangkai panjang 5-10 cm, putih, kelopak teridiri dari 5 lembar lepas satu sama lain, panjang 2-3 mm, hijau, mahkota terdiri dari 5 daun mahkota, putih atau merah muda.
Buah: Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua kuning kecoklatan.
Biji: Bulat, coklat.
Akar: Tunggang, bulat, bercabang, putih.
Kandungan Kimia

Biji ketumbar mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Biji ketumbar berkhasiat sebagai obat masuk angin, obat sariawan, obat radang lambung, pencernaan kurang baik, obat pening, obat mual dan haid tidak teratur.

Untuk obat masuk angin dipakai ± 3 gram serbuk biji ketumbar, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, dinginkan dan disaring. Hasil saringan ditambah 1 sendok makan madu, diaduk dan diminum sekaligus.




Kedinding
Nama Ilmiah

Cassia mimosoides L
Nama Daerah

Sunda: Tuturiyan
Jawa: Dinding, Jewer, Kedinding
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Rosales
Suku: Fabaceae
Marga: Cassia
Jenis: Cassia mimosoides L.
Ciri-ciri

Habitus: Terna, menahun, tegak, tinggi 0,5—1 m.
Batang: Bulat, kasar, beruas-ruas, warna hijau keunguan.
Daun: Majemuk, menyirip genap, duduk bersilang, anal daun bentuk lonjong, panjang 0,5-1 S 5 cm, lebar 3-8 mm, ujung dan pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan daun menyirip. permukaan licin. warna hijau atau hijau keunguan, daun penumpu panjang 1-2 cm, ujung runcing, pangkal membulat, warna hijau kecoklatan.
Bunga: Tunggal, terletak di ujung batang, muncul dari ketiak daun, sempurna, kelopak berlepasan, ujung runcing, panjang 1-2 cm, warna hijau kekuningan, benang sari bentuk jarum, jumlah banyak, warna kuning, putik silindris, mahkota berbilang 4, berlepasan, bentuk cawan, panjang 8-12 mm, warna kuning.
Buah: Tunggal, polong, berbulu, panjang 2-3 cm, warna hijau kecoklatan.
Biji: Bulat, pipih, diameter 3-6 mm, keras, berwarna kuning kecoklatan.
Akar: Tunggang, berwarna kuning kecoklatan.
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di tepi-tepi jalan, dekat saluran air, kebun-kebun terbuka, sawah atau di semak belukar. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan di ketinggian 100 m sampai 1.000 m di atas permukaan laut. Tumbuh pada berbagai jenis tanah terutama di tempat-tempat yang sedikit basah. Berbunga pada bulan Februari-April, masa panen yang tepat bulan Desember-Februari.
Kandungan Kimia

Seluruh bagian tanaman kedinding mengandung saponin, kardenolin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun atau seluruh bagian tanaman kedinding berkhasiat sebagai pelancar air seni dan anti-radang.

Untuk pelancar air seni, seluruh bagian tanaman kedinding segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih dan air rebusannya tinggal setengah, saring, setelah dingin diminum sekaligus, sehari sekali dan sebaiknya diminum pada pagi hari.
Obat turun panas, seluruh bagian tanaman kedinding segar sebanyak 40 gram, dicuci dan direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, selelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.





Kedelai
Nama Ilmiah

Soya max Piper
Nama Daerah

Minangkabau: Kacang bulu
Lampung: Retah mejong
Melayu: Kedele
Sunda: Kedele
Jawa Tenggah: Kedele
Madura: Khadele
Sasak: Lebui bawad
Botani

Sinonim: Glycine max Merr,; G. soya Benth.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Resales
Suku: Leguminosae
Marga: Soya
Jenis: Soya max Piper
Ciri-ciri

Habitus: Semak, semusim, tinggi 20-60 cm.
Batang: Bersegi, berkayu, berambut, bercabang, hijau keputih-putihan.
Daun: Majemuk, menyirip ganjil, bulat telur, ujung tumpul, tepi rata, pangkal membulat, panjang 2-5 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, kelopak 5-7 mm, berambut, bertaju sempit, runcing, hijau, mahkota panjang 6-7 mm, ungu, benang sari, bentuk jarum, bakal buah berambut lebat, kuning keunguan.
Buah: Polong, bertangkai pendek, pipih, masih muda hijau setelah tua kuning kecoklatan.
Biji: Bulat telur, kuning keputih-putihan.
Akar: Tunggang, putih kekuningan.
Kandungan Kimia

Biji kedelai mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Biji kedelai berkhasiat sebagai obat penurun tekanan darah tinggi.

Untuk obat penurun tekanan darah tinggi dipakai 100 gram biji kedelai, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 30 menit, setelah dingin disaring. Ampasnya dimakan sekaligus.





Kedawung
Nama Ilmiah

Parkia roxburghii G. Don.
Nama Daerah

Sunda: Peundeuy
Botani

Sinonim: Parkia biglobosa Auct. non Bth.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Resales
Suku: Mimosaceae
Marga: Parkia
Jenis: Parkia roxburghii G. Don.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 20-40 m.
Batang: Berkayu, tegak, perrnukaan licnopodial, diameter batang ± coklat setelah tua putih kotor.
Daun: Majemuk, tangkai daun berkelenjar, pada cabang pertama terdapat 15-42 pasang anak daun, cabang kedua sampai 80 pasang, anak daun panjang 4-10 mm, lebar 1-2 mm, pangkal membulat, ujung meruncing, permukaan atas mengkilap hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, bunga jantan, dengan benang sari sepuluh, terletak dekat tangkai, bunga lainnya berkelamin dua dengan 10 benang sari dan satu putik, kuning.
Buah: Polong, panjang 20-36 cm, lebar 3-4,5 cm, terdapat 15-21 biji, hitam.
Biji: Bulat telur, pipih, panjang 1-2 cm, lebar ± 1,5 cm, keras, tebal 1,5-2 mm, bagian tengah berbintik-bintik, bagian tepi halus, coklat tua sampai hitam.
Akar: Tunggang, coklat.
Kandungan Kimia

Daun, biji dan kulit batang kedawung mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu daun dan kutit batang juga mengandung tanin.
Khasiat

Biji kedawung berkhasiat sebagai obat perut kembung, obat kolera dan obat radang usus, sedang daunnya berkhasiat sebagai obat batuk dan obat mulas.

Untuk obat perut kembung dipakai ± 5 gram biji kedawung, disangrai dan dikupas kulitnya kemudian ditumbuk, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas. Hasil seduhan diminum sekaligus.




sumatera: Pohon merah, puring benggala
Jakarta: Denok
sunda: Kastuba, ki geulis
Jawa: Godong racun, Wit racun,racunan
Bali: Racun, kedapa
inggris: Poinsettia
china: Yi ping hong
Botani

Sinonim: Poinsettia pulcherrima R. Grah
Klasifikasi

Divisi: spermatophyta
Sub divisi: Magnoliophyta
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Malpighiales
Suku: Euphorbiaceae
Marga: Euphorbia
Jenis Euphorbia pulcherrima Willd. Et Klotzsch
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tegak, tinggi + 1,5-4 m.
Batang: Berkayu, bercabang, bergetah, putih seperti susu.
Daun: Tunggal, letaknya tersebar, bulat telur(ovatus) sampai lonjong, dengan 2-4 lekukan, panjang 7-15 cm, lebar2,5-6 cm, ujung dan pangkal meruncing, pertulangan menyirip, bagian bawah berambut halus, tangkai panjang + 5-20 cm, merah ketika masih muda setelah tua hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai rata atau bercabang menggarpu dalam susunan khas yang disebut cyathium, di ujung cabang, bentuk lanset, merah, tinggi + 1 cm, hijau dengan taju merah dan satu kelenjar besar pada sisinya kuning jingga, kelopak bentuk lonceng, mahkota kuning kemerah-merahan, tangkai sari merah jingga, kapala sari merah, putik dengan bakal buah beruang tiga warna merah.
Buah: Kotak, panjang 1,5 cm masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Bulat, warna coklat.
Kandungan Kimia

Daun kastuba mengandung alkaloida, saponin, lemak, amylodextrin. Batang mengandung saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, dan kanji.
Khasiat

Seluruh bagian tumbuhan, daun, bunga, getah, akar kastuba berkhasiat sebagai obat disentri, paru-paru, infeksi kulit, patah tulang, bengkak karena terpukul, luka luar, melancarkan haid dan melancarkan ASI,

Untuk obat yang diminum gunakan 10-15 g bahan yang di rebus,untuk pemakaian luka luar seperti radang kulit, erisipelas, luka berdarah, bengkak(memar), daun kastuba secukupnya lalu giling sampai halus, terapkan pada bagian yang sakit lalu balut, ganti2-3 kali sehari. Untuk melancarkan Asi, cuci bunga kastuba segar sebanyak 10 g, lalu rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, saring lalu minum sehari 2 kali, masing-masing setengah gelas. Tanaman kastuba merupakan obat beracun, getahnya sangat iritatif, jika mengenai kulit sering menimbulkan lepuh kecil(vesikel). Jika digunakan sebagai obat untuk diminum, menyebabkan muntah dan diare, jangan melebihi dosis yang dianjurkan.




Kedondong
Nama Ilmiah

Lannea grandis Engl.
Nama Daerah

Melayu: Kayu kuda
Sunda: Ki kuda
Madura: Kayu palembang
Botani

Sinonim: Lannea caromandelica Merr., Odina wodier Adelb.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Sapindales
Suku: Anacardiaceae
Marga: Lannea
Jenis: Lannea grandis Engl.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 10-15 m.
Batang: Berkayu, bulat, bercabang, bekas daun nampak jelas, masih muda hijau setelah tua putih kehijauan.
Daun: Majemuk, menyirip, anak daun lirna sampai lima belas, berhadapan, bertangkai pendek, bentuk bulat memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, pertulangan menyirip. panjang 6-10 cm, lebar 25-50 mm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, kelopak panjang ± 1 mmbenang sari delapan sampai sepuluh, kuning, putik empat, pendek, kuning kehijauan.
Buah: Buni, bulat memanjang, masih muda hijau setelah tua hijau kuning.
Biji: Bulat, berserat, putih.
Akar: Tunggang, putih kotor.
Kandungan Kimia

Batang dan daun kedondong mengandung saponin, flavonoida dan
tanin.
Khasiat

Kulit batang kedondong berkhasiat sebagai obat mencret dan obat sariawan.

Untuk obat mencret dipakai ± 15 gram kulit batang segar kedondong, dicuci lalu dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.




Nanas
Nama Ilmiah

Ananas Cosmosus
Nama Daerah

Aceh:Anes
Gayo: Mas
Batak: Nonas
Minangkabau: Aneh
Lampung: Kanos
Sunda: Danas
Sumba: Panda jawa
Flores: Pedang
Tidore: Nanasi
Makasar: Tuis mangandow
Ambon: Arnasiun
Buru: Kalnasi
Halmahera: Manasi
Inggris: Pineapple
Botani

Sinonim: Ananas sativus Schult., A. sativa Lindl.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyla
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Bangsa: Bromeliales
Bangsa: Bromeliales
Marga: Ananas
Jenis: Ananas comosus Merr.
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tahunan, tinggi 50-150 cm.
Batang: Dalam rosel akar, pangkal melebar mepelepah, hijau kekuningan atau keunguan.
Daun: Tunggal, beniuk pedang, tebal, Nat, ujung lancip serupa duri, fepi berduri tempel, hijau atau hijau kemerahan.
Bunga: Majemuk, bentuk bulir, di ujung batang, daun pelindung bergigi tajam 2-5 cm, kelopak terbenam dalam poros bulir, membentuk tonjolan bersegi lima, taju segi tiga, berdaging, panjang ± 1 cm, putih,
daun mahkota lonjong, panjang 1,5-2,5 cm, putih atau ungu.
Buah: Semu, bulat panjang, berdaging, hijau atau Jingga.
Biji: Pipih, kecil, coklat.
Akar: Serabut, hitam keputih-putihan.
Kandungan Kimia

Daun, buah dan akar nanas mengandung saponin, tlavonoida dan polifenol.
Khasiat

Buah nanas berkhasiat sebagai obat cacing, obat demam, pelancar air seni dan memperbaiki pencernaan.

Untuk obat cacing dipakai 1 buah muda nanas, dikupas, dicuci dan diparut kemudian diperas. Hasil perasan diminum sekaligus. Dilarang bagi wanita yang sedang hamil.




Bugenvil
Nama Ilmiah

Bugenvil (Bougainvillea glabra)
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Garyophy Hales
Suku: Nyctaginaceae
Jenis: Bougainvillea glabra Chols.
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, menahun, tinggi 5-15 m.
Batang: Tegak atau sedikit memanjat, bersegi, percabangan simpodial, berduri yang berbentuk kait, masih muda hijau setelah tua hitam.
Daun: Tunggal, berhadapan, lonjong, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 4-10 cm, lebar 2-6cm, pertulangan menyirip, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk malai, berkelompok tiga, di ketiak daun, bentuk seperti terompet, putih, memiliki daun pelindung tiga helai, merah keunguan.
Buah: Bentuk gada, kecil, masih muda hijau setelah tua coklat.
Biji: Bulat, kecil, hitam.
Akar: Tunggang, putih kecoklatan.
Kandungan Kimia

Daun, bunga, akar dan kulit batang bugenvil mengandung saponin dan polifenol.
Khasiat

Bunga bugenvil berkhasiat sebagai penyegar badan.

Untuk penyegar badan dipakai + 10 gram bunga Bougainvillea glabra, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali pagi dan sore sama
banyak.





Bribil
Nama Ilmiah

Galinsoga parviflora Pav.
Nama Daerah

Sunda: Jakut minggu
Kolombia: Guasca
New Zealand: Galinsoga
Amerika: Gallant soldier
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Compositae
em>Marga: Galinsoga
Jenis: Galinsoga parviflora Cav.
Ciri-ciri

Habitus: Semak, semusim, tinggi 30-60 cm Batang Tegak, lunak, bulat, beruas-ruas, bercabang, hijau
Daun: Tunggal, berhadapan, duduk pada tiap buku, bulat telur, ujung meruncing, tepi bergerigi, pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 3-5,5 cm, lebar 1,5-3,5 cm, hijau
Bunga: Bongkol, bulat, di ujung batang, kelopak bentuk mangkok, ujung bertaju, hijau, benang sari kuning, tangkai sari lepas, ujung putik bercabang dua, kuning, mahkota terdiri dari lima daun mahkota, putih
Buah: Keras, berbulu, ungu
Biji: Kecil, pipih, hitam
Akar: Tunggang, putih
Kandungan Kimia

Herba bribil mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Herba bribil berkhasiat sebagai pelancar air seni. Untuk peluruh air seni dipakai 150 gram herba segar bribil, dicuci, kemudian dikukus selama 15 menit, setelah dingin dimakan sekaligus.





Seri
Nama Ilmiah

Muntingia calabura
Nama Daerah

Jawa: Talok
Inggris: Jamaican cherry, Panama berry, Singapore cherry, Strawberry tree
Spanyol: Bolaina yamanaza, cacaniqua, capulín blanco, nigua, niguito, memizo or memiso
Filipina: Aratilis, aratiles, manzanitas.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Malvales
Suku: Tiliaceae
Marga: Muntingia
Jenis: Muntingia calabura
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tahunan, tinggi 10 m Batang Berkayu, tegak, bulat, percabangan simpodial, cabang berambut halus, coklat keputih-putihan
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, panjang 6-10 cm, lebar 2-4 cm, ujung dan pangka! runcing, berbulu, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Tunggal, berkelamin dua, di ketiak daun, mahkota lonjong, putih, benang sari panjang 0.5 cm, kuning, putik kecil, putih
Buah: Buni, bulat, diameter 1 cm, merah
Biji: Bulat, kecil, putih kekuningan
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun dan kulit batang seri mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun seri berkhasiat sebagai obat batuk dan peluruh dahak, buah yang telah masak untuk obat sakit kuning. Untuk obat batuk dipakai 20 gram daun segar seri, dicuci dan direbus dengan 3 gelas air sampai air rebusannya tinggal setengah, dinginkan lalu disaring. Hasil saringan diminum tiga kali sehari sama banyak.





Amis-amisan
Nama Ilmiah

Houttuynia cordata Thunb
Nama Daerah

China: 鱼腥草
Pinyin: Yúxīng Cǎo
Vietnam: Giấp Cá
Korea: 약모밀
Inggris: Lizard Tail, Chameleon Plant
Jepang: 十薬
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Piperales
Suku: Saururaceae
Marga: Houttuynia
Jenis: Houttuynia cordata Thunb
Ciri-ciri

Habitus: Terna, menahun, melata atau tegak, tinggi 20-90 cm
Batang: Bulat, bergerigi, beruas-ruas, dari ruas yang menempel tanah keluar akar, warna hijau keunguan
Daun: Tunggal, dengan daun penumpu berbentuk segitiga, tangkai silindris, panjang 4-7 cm, bentuk jantung, ujung runcing, pangkal bertoreh membulat, pertulangan bentuk jala, permukaan kasar, warna hijau atau hijau keunguan
Bunga: Tunggal, di ketiak daun atau di ujung cabang, berkelamin ganda, tanpa kelopak bunga, benang sari dan putik banyak, tersusun dalam bongkol, benang sari 3, kepala sari bersusun 3, putik 3, bentuk jarum, putih, mahkota berlepasan, 4 helai, bentuk oval, ujung membulat, pangkal runcing, panjang 0,5-1 cm, halus putih
Buah: Bulat telur, lurus, panjang 2-3 mm, hijau
Biji: Bulat kecil, hitam
Akar: Serabut, coklat kotor
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di tepi-tepi rawa, hutan-hutan basah atau di tepi sungai, pada ketinggian 100 m sampai 900 m di atas permukaan laut. Dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah mulai dari tanah berpasir yang ringan sampai tanah berat berliat. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat bulan September-November.
Khasiat

Amis-amisan berkhasiat sebagai obat pilek, anti-asma, anti-bakteri dan anti-radang. Sebagai anti-asma, seluruh bagian tanaman amis-amisan separ sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. dilakukan sehari 2-3 kali. Sedangkan untuk obat pilek, daun amis-amisan segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 rnenit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.






Anyelir
Nama Ilmiah

Dianthus superbus
Nama Daerah

Inggris/Amerika: Large Pink
Cina: Qu Mai
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Caryophyllales
Suku: Caryophyllaceae
Marga: Dianthus
Jenis: Dianthus superbus
Ciri-ciri

Habitus: Terna, menahun, tinggi 30-100 cm Batang Bulat, beruas-ruas, licin, permukaan berlilin, hijau kebiruan
Daun: Tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun, pangkal memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar, permukaan licin, tebal, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk malai, terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempurma, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm, benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum
Buah: Bentuk elips, kecil, coklat
Biji: Bentuk elips, kecil, lunak, putih
Akar: Serabut, berwarna putih kehitaman
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1.000 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Menyukai tanah yang gembur dan subur dan dapat dipanen sepanjang tahun.
Kandungan Kimia

Daun dan bunga anyelir mengandung alkaloida dan saponin, di samping itu bunganya juga mengandung flavonoida dan minyak atsiri.
Khasiat

Daun dan bunga anyelir berkhasiat sebagai obat diare, penenang dan anti radang. Untuk obat diare, daun anyelir segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 400 ml air dingin diminum sekaligus. sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah Lakukan pengobatan’ sebanyak 3 kali sehari. Sedangkan untuk obat pusing, bunga anyelir segar sebanyak 10 gram, dicuci dan dipotong kecil-kecil kemudian direndam dalam 200 ml air mendidih seiama 10 menit, disaring, setelah dingin diminum.





Brojo Lintang
Nama Ilmiah

Belamcanda chinensis
Nama Daerah

Sunda: Sulinga
Jawa: Brojo lintang
Minahasa: Kiris
Inggris/Amerika: Blackberry lily, Leopard flower, Leopard lily
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Liliflorae
Suku: Iridaceae
Marga: Belamcanda
Jenis: Belamcanda chinensis L, DC
Ciri-ciri

Habitus: Semak, tinggi 1-1,5 m Batang Tegak, masif, pipih, berbuku-buku, halus, kuning kehijauan
Daun: Tunggal, menutupi batang, lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal terbelah, pertulangan sejajar, panjang 50-60 cm, lebar 2-4 cm, hijau kebiruan
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di ujung batang, kelopak segi tiga memanjang, ungu, benang sari tiga buah, panjang 1-1,5 cm, kuning, kepala sari pipih, kuning, putik kuning, mahkota bentuk bintang, segi enam, halus, jingga
Buah: Kotak, bulat memanjang, berparuh, hijau
Biji: Bulat pipih, putih
Akar: Serabut, putih kotor
Kandungan Kimia

Bunga, daun dan akar brojo lintang mengandung saponin, bunganya juga mengandung alkaloids dan tanin dan daunnya juga mengandung polifenol.
Khasiat

Bunga dan daun brojo lintang berkhasiat sebagai obat penurun panas dan akarnya berkhasiat untuk urus-urus. Untuk obat penurun panas dipakai 1-5 gram bunga dan daun segar Belamcanda chinensis, dicuci, ditumbuk sampai lumat, diparamkan pada badan.






Bengkuang
Nama Ilmiah

Pachyrhizus erosus
Nama Daerah

Lombok: Uwi plisak
Bima: Buri
Roti: Uas
Cina: Bang kuan
Cina Mandarin: Dòushû (豆薯)
Inggris/Amerika: Mexican Potato, Mexican Turnip
Meksiko: Jícama
Ciri-ciri

Habitus: Semak, semusim, membelit Batang Bulat, berambut, hijau
Daun: Tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan menyirip, permukaan berbulu,panjang 7-10 cm, lebar 5-9 cm, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, duduk di ketiak daun, terdiri dari dua sampai empat, tangkai panjang, kelopak berbulu, bentuk lonceng, hijau, kepala putik berbulu, mahkota gundul, bernoda hijau, ungu kebiruan
Buah: Polong, bentuk lanset, pipih. hijau
Biji: Keras, bentuk ginjal. kuning kotor
Akar: Tunggang, berumbi
Kandungan Kimia

Daun dan biji bengkuang mengandung saponin dan flavonoida, di samping itu bijinya juga mengandung minyak atsiri.
Khasiat

Umbi bengkuang berkhasiat sebagai obat beri-beri dan penghalus kulit. Daunnya berkhasiat sebagai obat demam, sedang bijinya berkhasiat sebagai obat sakit kulit. Untuk obat beri-beri dipakai 300 gram umbi bengkuang, dikupas dan dicuci kemudian dimakan sehari dua kali.





Baru Cina
Nama Ilmiah

Artemisia vulgaris
Nama Daerah

Melayu: Baru cina
Sunda: Beungkar kucicing
Jawa Tengah: Suket gajahan
Halmahera: Kolo
Ternate: Goro-goro cina
Ciri-ciri

Habitus: Semak, menahun, tinggi 30-90 cm Batang Berkayu, bulat, bercabang, putih kotor
Daun: Tunggal, tersebar, berbagi menyirip, berbulu, panjang 8-12 cm, lebar 6-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan daun atas hijau, permukaan bawah keputih-putihan
Bunga: Majemuk, bentuk malai, di ketiak dan di ujung batang, daun kelopak lima, hijau, benang sari kuning, kepala putik bercabang dua, ungu, coklat
Buah: Kotak, bentuk jarum, kecil, coklat
Biji: Kecil, coklat
Akar: Tunggang, kuning kecoklatan
Kandungan Kimia

Daun baru cina mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping minyak atsiri.
Khasiat

Herba baru cina berkhasiat sebagai obat nyeri haid, obat kuat, obat batuk dan obat kejang, herba tanaman yang berbunga berkhasiat sebagai obat mulas dan menambah nafsu makan. Untuk obat nyeri haid dipakai herba segar baru cina 2 gram direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.





Berenuk
Nama Ilmiah

Crescentia cujete
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 10 m
Batang: Berkayu, bulat, percabangan simpodial, beralur, putih kehitaman
Daun: Majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 10-15 cm, lebar 5-7 cm, bertangkai pendek, hijau, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Tunggal, di cabang dan ranting, kelopak bentuk corong, ujung bercangap, hijau pucat, benang sari empat, panjang 2 cm, putih, putik panjang 2 cm, kepala putik bentuk corong, putih, mahkota bentuk bibir, putih
Buah: Buni, bulat, diameter + 2 cm, hijau kekuningan
Biji: Kotak, panjang + 5 mm, coklat
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun, batang dan buah berenuk mengandung saponin dan polifenol, di samping itu buahnya juga mengandung flavonoida.
Khasiat

Daun berenuk berkhasiat sebagai obat luka baru dan daging buahnya untuk urus-urus. Untuk obat luka baru dipakai 10 gram daun berenuk, dicuci dan ditumbuk sampai halus, ditempelkan pada bagian yang luka dan dibalut dengan kain bersih.





Asparagus
Nama Ilmiah

Asparagus officinalis
Ciri-ciri

Habitus: Semak, menjalar, panjang � 3 m Batang Silindris, memanjat, membentuk rebung, hijau
Daun: Majemuk, berseling, tersebar, bentuk jarum, panjang 1 cm, hijau
Bunga: Majemuk, di ketiak daun, benang sari silindris, panjang + 1,5 cm, kepala putik bentuk bintang, putih, mahkola putih kemerahan
Buah: Kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua coklat
Biji: Bulat, diameter 5 mm, putih
Akar: Serabut, putih kotor
Kandungan Kimia

Rebung, daun dan buah asparagus mengandung saponin, disamping itu rebungnya juga mengandung tanin dan daunnya mengandung polifenol.
Khasiat

Rebung asparagus berkhasiat sebagai obat beri-beri. Untuk obat beri-beri dipakai 10 gram rebung asparagus, diiris-iris, dicuci dan diseduh dengan 1 gelas air mendidih. Hasil seduhan diminum dan rebungnya dimakan.





Beringin
Nama Ilmiah

Ficus Benjamina
Nama Daerah

Melayu: Waringin
Sunda: Caringin
Jawa: Beringin
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 20-25 m Batang Tegak, bulat, percabangan simpodial, permukaan kasar, pada batang tumbuh akar gantung, coklat kehitaman
Daun: Tunggal, bersilang berhadapan, lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 2-4 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Tunggal, di ketiak daun, tangkai silindris, kelopak bentuk corong, hijau, benang sari dan putik halus, kuning, mahkota bulat, halus, kuning kehijauan
Buah: Buni, bulat, panjang 0,5-1 cm, masih muda hijau setelah tua merah
Biji: Bulat, keras, putih
Akar: Tunggang, coklat
Kandungan Kimia

Daun, akar dan kulit batang beringin mengandung saponin, falvonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun beringin berkhasiat sebagai obat sakit sawanan pada anak-anak. Untuk obat sawanan dipakai 100 gram daun beringin, dicuci dan direbus dengan 5 liter air selama 25 menit. Air rebusan setelah agak dingin digunakan untuk memandikan anak yang sedang sakit





Bakung
Nama Ilmiah

Crinum asiaticum
Nama Daerah

Batak: Bakong
Bangka: Semur
Minangkabau: Bakung
Melayu: Bakung
Sunda: Bakung
Jawa Tengah: Bakung
Madura: Bakong
Makassar: Bakung bug
Ambon: Dausa
Halmahera: Pete
Ternate: Fete-fete
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tahunan, tinggi 1,3 m Batang Semu, diameter 10 cm, tegak, lunak, putih kehijauan
Daun: Tunggal, lanset, panjang 32-120 cm, lebar 3-10 cm, tebal, bertepi rata, ujung meruncing, pangkal tumpul, bila dipotong melintang nampak lubang-lubang, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk payung, tangkai pipih, tebal, panjang 35-120 cm, pangkal mahkota berlekatan, bentuk corong, putih, putik panjang 16 cm, ungu, benang sari melengkung keluar, tangkai sari panjang 5-10 cm, kepala sari warna jingga, bakal buah berbentuk elips, panjang 1,5 cm, putih keunguan
Buah: Kotak, bulat telur, tiap kotak terdapat 1 biji
Biji: Keras, bentuk ginjal, panjang 5 cm hitam
Akar: Serabut, silindris, putih
Kandungan Kimia

Akar dan daun bakung mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan polifenol, sedangkan bunganya mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Akar bakung berhasiat sebagai peluruh keringat dan obat luka, daunnya sebagai obat memar. Untuk peluruh keringat, dipakai 10 gram akar segar bakung , dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air selama 20 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.





Arbei
Nama Ilmiah

Fragaira vesca
Kandungan Kimia

Buah arbei mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Buah arbei berkhasiat sebagai obat sariawan. Untuk obat sariawan dipakai 10 gram buah segar arbei, dicuci, kemudian dimakan sekaligus.





Anggur
Nama Ilmiah

Vitis vinifera
Nama Daerah

Inggris: Grape Vine
Ciri-ciri

Habitus: Semak, menjalar, tahunan, tinggi + 8 m Batang Tegak, silindris, berkayu, coklat kehijauan
Daun: Tunggal, lonjong, berseling, tepi bergigi, berambut, panjang 10-16 cm, lebar 5-8 cm, bertangkai coklat, panjang 10 cm, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk malai, berhadapan, kelopak bentuk mangkok, ujung rompang, mahkota lima, panjang 2 mm, ujung berlekatan, hijau
Buah: Buni, bulat, hitam
Biji: Lonjong, coklat muda
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun dan buah anggur mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun anggur berkhasiat sebagai peluruh air seni, obat syphilis, kudis, sakit kepala, dan radang tenggorokan. Untuk peluruh air seni dipakai 15 gram daun segar anggur, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selarna 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.






Bintaro
Nama Ilmiah

Cerbera manghas
Botani

Sinonim: Cerbera lactaria Ham., C. odollam Gaertn.
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi, _+ 20 m Batang Tegak, berkayu, bulat, berbintik-bintik, hitam
Daun: Tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata ujung dan pangkal meruncing, tipis,licin, pertulangan menyirip, panjang 15-20 cm, lebar, 3-5 cm, hijau
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di ujung batang, tangkai silindris, panjang + 11 cm, hijau, kelopak tidak jelas, tangkai putik panjang 2-2,5 cm, jumlah empat, kepala sari coklat, kepala putik hijau keputih-putihan, mahkota bentuk terompet, ujung pecah menjadi lima, halus, putih
Buah: Kotak, lonjong, masih muda hijau setelah tua kehitaman
Biji: Pipih, panjang, putih
Akar: Tunggang, coklat
Kandungan Kimia

Daun, buah dan kulit batang bintaro mengandung saponin, daun dari buahnya juga mengandung polifenol, disamping itu kulit batangnya mengandung tanin.
Khasiat

Daun muda, akar dan kulit batang bintaro berkhasiat untuk pencahar, dengan 10 gram daun muda segar bintaro dicuci, dimakan sebagai lalap.





Anggur Laut
Nama Ilmiah

Coccoloba uvifera
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tinggi 2-4 m Batang Tegak, bulat, percabangan simpodial, beruas-ruas, putih kecoklatan
Daun: Tunggal, berseling, bulat, tepi rata, ujung dan pangkal membulat, panjang 10-20 cm, lebar 15-25 cm, bertangkai pendek, permukaan licin, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, tangkai silindris, panjang 10-20 cm, hijau, kelopak bentuk piala, hijau, benang sari panjang 5 mm, putih, tangkai putik pipih, kepala putik bulat, kuning mahkota lonjong, putih
Buah Buni, bulat telur, diameter 1-2 cm, hijau kekuningan Biji: Bulat, diameter 5-8 mm, keras, hitam
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun, buah dan kulit batang anggur laut mengandung saponin, flavonoida dan tanin, di samping itu kulit batangnya juga mengandung antrakinon.
Khasiat

Kulit batang dan buah anggur laut berkhasiat sebagai obat mencret/diare dan obat batuk. Untuk obat diare dipakai 10 gram buah anggur laut yang masih muda, dicuci dan direbus dengan 1 gelas air sampai mendidih, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.





Anggrek Bongkol
Nama Daerah

Jawa: Anggrek merpati, Anggrek bongkol
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Orchidales
Suku: Orchidaceae
Marga: Pholidota
Jenis: Pholidota chinensis Lindi
Ciri-ciri

Habitus: Terna, epifit, tinggi tahunan, tinggi 20-40 cm Batang Bulat, atau bulat telur, diameter 2-5 cm, panjang 5-8 cm, berair atau sukulen,licin, hijau
Daun: Tunggal, tangkai pendek, berseling, helaian daun bentuk lanset atau lonjong, panjang 10-20 cm, lebar 4-8 cm,ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, pertulangan sejajar, melengkung, permukaan licin, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, kkelopak bentuk oval, ujung runcing, panjang 1-2 cm, coklat, kelopak lepas, 5 helai, bentuk tidak sama, putih Buah Kotak, bentuk kapsul, permukaan ber-rusuk, panjang 2-3 cm,hijau
Biji: Bulat, kecil,jumlah sangat banyak, halus, coklat
Akar: Serabut, berwarna coklat kehijauan
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan, tumbuh pada batu-batuan berlumut atau batang pohon mati yang basah, kadang-kadang dibudidayakan sebagai tanaman hias. Tumbuh baik di tempat yang terlindung dan lembab, pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Maret, pemanenan dapat dilakukan sepanjang tahun.
Kandungan Kimia

Seluruh bagian tanaman anggrek bongkol mengandung kardenolin, flavonoid dan polifenol.
Khasiat

Anggrek bongkol berkhasiat sebagai obat batuk kering dan rematik. Untuk obat batuk kering, batang anggrek bongkol sebanyak 50 gram ditumbuk halus dan diperas airnya, disaring, dan diminum sekaligus. Lakukan pengobatan 3 kali sehari, pagi, siang dan sore hari sesudah makan.

Sedangkan untuk obat rematik, seluruh bagian tanaman anggrek bongkol sebanyak 60 gram cuci bersih, direbus dalam 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit. hasil rebusan setelah dingin disaring, diminum sekaligus. Pengobatan dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore.





Ambre
Botani

Sinonim: Pelargonium odoratissimum Hort.; P. Roseum Hort
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Geraniales
Suku: Geraniaceae
Marga: Geranium
Jenis: Geranium radula Cavan
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tinggi _+ 1,5 m Batang Berkayu, bulat, permukaan kasar, berbulu, masih muda hijau setelah tua coklat
Daun: Tunggal, tangkai 5-12 cm, berambut kasar, tepi bergerigi, ujung tumpul, pangkal berlekuk, berambut, pertulangan menyirip, panjang _+ 13 cm, lebar _+ 9 cm, hijau muda, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk payung, tangkai panjang 5-12 cm, kelopak lepas terdiri dari 5 helai, daun mahkota lima, bulat telur, panjang 1-5 cm, lebar 5- 7 mm, benang sari sepuluh, pangkal berlekatan, bakal buah 5 ruang, merah muda Buah Buni, kerucut, panjang 5-6 mm, hijau
Biji: Kecil, putih
Akar: Tunggang, coklat muda
Kandungan Kimia

Daun geranium radula mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. di samping minyak atsiri.
Khasiat

Daun ambre (geranium radula) berkhasiat sebagai obat rematik dan bahan baku kosmetika. Untuk obat rematik dipakai 15 gram daun segar, ditumbuk sampai lumat, kemudian dibalurkan pada bagian yang sakit.





Baret
Nama Daerah

Melayu: Si meduri-duri
Sunda: Jukut barong
Jawa Tengah: Baret
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Resales
Suku: Mimosaceae
Marga: Mimosa
Jenis: Mimosa invisa Mart
Ciri-ciri

Habitus: Semak, menjalar Batang Bersegi empat, bercabang, berambut, berduri tempel, ungu kehijauan
Daun: Majemuk, anak daun panjang 3-8 mm, lebar 1-1,5 mm, tepi rata, ujung runcing, pertulangan tidak jelas, hijau
Bunga: Bongkol, panjang 5 mm, di ketiak daun, berjumlah satu sampai tiga, benang sari delapan, mahkota bentuk tabung, ungu Buah Polong, berambut, panjang 1,5-5 cm, lebar i 5 mm, masih muda hijau setelah tua coklat
Biji: Bulat, permukaan licin, keras, kuning kecoklatan
Akar: Tunggang, putih
Kandungan Kimia

Saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Daun baret berkhasiat sebagai obat susah tidur dan obat kencing manis. Untuk obat susah tidur dipakai 100 gram daun segar baret direbus dengan 20 liter air selama 30 menit, air rebusan digunakan untuk mandi.





Bayam Ungu
Botani

Sinonim: Althernanthera brasiliana L.O.K
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Caryophyllales
Suku: Amaranthaceae
Marga: Altherhanthera
Jenis: Althernanlhera strigosa Hask
Ciri-ciri

Habitus: Terna, menahun, tegak atau sedikit melata, tinggi mencapai 1 m Batang Bulat, kasar, bercabang banyak, beruas-ruas, berwarna ungu atau ungu kemerahan Daun: Tunggal, duduk berhadapan, di setiap ketiak daun tumbuh tunas baru, helaian bentuk lonjong sampai lanset, panjang 4-13 cm, lebar 2-5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan daun tegas, permukaan daun kasar berbulu, warna ungu tua atau ungu kemerahan Bunga: Majemuk, bentuk bulir bulat seperti knop, terletak di ketiak daun, panjang tangkai 5-10 cm, tangkai kasar, berwarna ungu, hiasan bunga bentuk bintang, ujung runcing, panjang bunga 5-10 mm, diameter 5-8 mm, warna putih gading Biji: Bentuk lanset, kecil, berwarna coklat Akar: Serabut, berwarna putih kehitaman
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, kebun kosong, pagar atau ditanam sebagai tanaman hias pekarangan, Tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian 100 sampai 2300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juli-September. Waktu panen yang tepat pada bulan Maret-April.
Kandungan Kimia

Daun bayam ungu mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
Khasiat

Bayam ungu berkhasiat sebagai pelancar air seni, obat diare dan sakit kepala. Untuk obat sakit kepala, daun bayam ungu segar sebanyak 60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus.

Sedangkan untuk obat diare: daun bayem ungu segar sebanyak 50 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus. Dianjurkan untuk diminum setelah buang air besar.





Bayam Merah
Nama Daerah

Sunda: Jukut jatinangor
Jawa: Kecicak abang
Botani

Sinonim: Alternanthera ficoidea LR. Br
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa Caryophylales
Suku: Amaranlhaceae
Marga: Alternanthera
Jenis: Alternanthera amoena Voss
Ciri-ciri

Habitus: Semak, satu tahun, tinggi + 50 cm Batang Tegak, masif, beralur, percabangan monopodial, hijau kemerahan
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, panjang 7-24 cm, lebar 4-12 cm, pertulangan menyirip, hijau kemerahan
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, di ketiak daun, bentuk bongkol, tangkai panjang 2 cm, hijau kemerahan, kelopak bentuk corong, benang sari kecil, tangkai putik kuning, kepala putik bulat, mahkota merah, merah Buah Batu, merah kecoklatan
Biji: Bulat, kecil, hitam
Akar: Tunggang, putih kecoklatan
Kandungan Kimia

Daun bayam merah mengandung saponin dan batangnya mengandung alkaloida, flavonoida, dan polifenol.
Khasiat

Daun bayam merah berkhasiat sebagai obat sakit kepala/pening. Caranya, 15 gram daun bayam merah segar dicuci, direbus dengan dua gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.



Bayam Dempo
Nama Daerah

Sunda: Bayem hayu, Bayem kotok
Jawa: Bayem empo, Bayem lemah
Madura: Terna lakek
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Caryophy Hales
Suku: Amaranthaceae
Marga: Althernanthera
Jenis: Alihernanthera phihxeroides Mart.Griseb
Ciri-ciri

Habitus: Terna, menahun, merayap atau melata, panjang 50-75 cm Batang Silindris, berbatang basah berongga, beruas-ruas, berwarna hijau atau hijau keunguan
Daun: Tunggal, duduk hersilang berhadapan, tangkai pendek, warna ungu atau hijau keunguan, helaian daun bentuk lonjong sampai lanset, panjang 1-6 cm, lebar 0,5-3 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip tegas, permukaan licin, mengkilat, bagian atas hijau tua bagian bawah hijau pucat
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, terletak di ujung batang, panjang mencapai 30 cm, kelopak hijau, bentuk bintang, berlekuk 5, mahkota halus mengelilingi cawan bunga tempat benang sari dan putik, diameter 2-3 mm, warna putih gading
Biji: Bentuk lanset, kecil, berwarna coklat
Akar: Serabut, berwarna putih kekuningan
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, dekat parit, di tepi-tepi sungai atau di tempat-tempat yang becek, Tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan pada ketinggian 100 m sampai 1.500 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni- Agustus. Waktu panen yang tepat pada bulan April-Mei.
Kandungan Kimia

Saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Bayam dempo berkhasiat sebagai pelancar air seni dan obat memar. Untuk peluruh air seni, daun bayam dempo segar sebanyak 30-60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 5 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.

Sedangkan untuk obat memar, daun bayam dempo sebanyak 50 gram, dicuci dan ditumbuk halus kemudian ditempelkan ke bagian yang sakit, selanjutnya dibalut dengan perban atau kain yang bersih, setelah ramuan kering boleh diganti yang baru.





Anuma
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa Asterales
Suku: Asteraceae
Marga: Artemisia
Jenis: Artemisia annua L
Ciri-ciri

Habitus: Terna, semusim, tinggi 30-100 cm Batang Tegak, bulat persegi, berwarna hijau kecoklatan
Daun: Majemuk, bentuk oval, lonjong, panjang 10-18 cm, lebar 6-15 cm, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgir, anak daun bentuk oval, tepi bergerigi, pertulangan daun tegas, warna ungu kehijauan, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, terletak di ujung batang, panjang mencapai 30 cm, kelopak hijau, bentuk bintang, berlekuk 5, mahkota halus mengelilingi cawan bunga tempat benang sari dan putik, diameter 2-3 mm, warna putih gading
Biji: Bentuk lanset, kecil, berwarna coklat.
Akar: Serabut, berwarna putih kekuningan
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, kebun atau di hutan-hutan. Tumbuh di dataran menengah sampai pegunungan pada ketinggian 800 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat pada bulan April-Mei.
Kandungan Kimia

Saponin, flavonoida, polyfenol dan minyak atsiri.
Khasiat

Anuma berkhasiat sebagai obat demam, anti-malaria, dan anti piretik. Untuk obat demam, daun tanaman anuma segar sebanyak 30-60 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.
Sedangkan untuk obat sakit malaria, daun tanaman anuma segar sebanyak 60 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama l 0 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore.





Aren
Nama Daerah

Aceh: Bakjuk
Alosa: Pangguh
Batak Parpar: Pola
Batak Karo: Paula
Batak Toba: Agaton
Nias: Peto
Mentawa: Paula
Minangkabau: Biluluk
Lampung: Hanau
Jawa Tengah: Are
Madura: Aren
Bali: Hano
Sasak: Jemaka
Sumbawa: Pola
Bima: Nao
Sangor: Akele
Gorontalo: Waolo
Toli-toli: Pun arin
Toraja: Onau
Makasar: Inau
Bugis: Inau
Ternate: Seko
Tidore: Siho
Tanimbar: Tuna
Buru: Nawaroni
Botani

Sinonim: Arenga saccharifera Labil
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta Sub divisi: Angiospermae Kelas: Monocotyledonae Bangsa: Spadicitlorae Suku: Palmae Marga: Arenga Jenis: Arenga pinnata Merr
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tegak, tinggi 15-30 m Batang Bulat, diameter 65 cm, hijau kecoklatan
Daun: Berupa roset batang, berpelepah, tangkai 6-12 m, anak daun bentuk lanset, menyirip, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, panjang 1,5 m, lebar 7 cm, tangkai pendek, hijau muda, hijau tua
Bunga: Majemuk, berkelamin tunggal, bentuk tongkol, di ketiak daun, panjang tangkai 2,5 m, bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, panjang 0,5-1,5m, bunga jantan panjang 1-1,25 cm, daun kelopak tiga, bulat telur, benang sari banyak, kepala sari bentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buah tiga, putik tiga, putih, mahkota berbagi tiga, kuning keputih-putihan
Buah: Bulat peluru, ujung melengkung ke dalam atau rompang, diameter 3-5 cm, coklat
Biji: Bulat telur, hitam
Akar: Serabut, putih kekuningan
Kandungan Kimia

Akar aren mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Akar aren berkhasiat sebagai pelancar air seni dan peluruh haid. Getah hasil sadapan berkhasiat sebagai obat sariawan, urus-urus dan obat radang paru-paru. Untuk pelancar air seni dipakai 25 gram akar segar aren, dicuci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.





Srikaya
Nama Daerah

Aceh: Serba rabsa
Melayu: Buah nona
Lampung: Buah unah
Sunda: Manowa
Jawa tengah: Mulwo
Madura: Binuwa
Flores: Anona
Timor: Ata kase
Roti: Nonadae lok
Mongondow: Manunang
Makasar: sirikaya doke
Bugis: sirikaya susu
Kai: Boinan
Ambon: Buah nyonya
Klasifikasi

Divisi: SpermatophytaSub divisi: Spermatophyta Kelas: angiospermae Bangsa: Ranunculales Suku: Annonaceae Marga: Annona Jenis: Annona reticulata L
Ciri-ciri

Habitus: Pohon atau perdu,tinggi 7 m
Batang: berkayu, bulat, bercabang, coklat keputih-putihan
Daun: Tunggal,bulat telur sampai lanset, ujung dan pangkal meruncing,tepi rata, panjang 9-30 cm, lebar7-20 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau kekuningan, hijau
Bunga: Majemuk, pada cabang, tangkai 12 mm, daun kelopak kecil, bulat telur, panjang 4,5 cm, benang sari banyak, putih, tangkai sari melebar, kepala putik duduk, mahkota lanset, panjang 31 mm, lebar + 6 mm, kuning keputih-putihan
Buah: Majemuk, bulat, diameter 5-12 cm, kuning atau merah kekuningan
Biji: bersegi, licin, masih muda coklat setelah tua hitam
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun dan kulit batang srikaya mengadung saponin, tlavonoida, di samping itu kulit batangnya juga mengandung alkaloida dan tanin.
Khasiat

Daun srikaya berkhasiat sebagai obat bisul, obat encok dan obat sakit kulit, biji dan kulit batangnya berkhasiat sebagai obat mencret. Untuk obat bisul dipakai 4-5 lembar daun segar Annona reticulata, dicuci, diberi kapur 1/4 sendok teh, ditumbuk sampai lumat, kemudian ditempelkan pada bisul, dibalut dengan kain bersih.





Bawang Putih
Nama Daerah

Melayu: Bawang putih
Aceh: Lasun
Minangkabau: Dasun
Batak: Lasuna
Lampung: Bacong landak
Sunda: Bawang bodas
Jawa: Bawang
Madura: Babang pole
Dayak: Bawang kasihong
Makasar: Lasuna kebo
Bugis: Lasuna pote
Gorontalo: Piamoputi
Nusa Tenggara: Incuna
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta Sub divisi: Angiospermae Kelas: Monocotyledonae Bangsa Liliales Suku: Lifiaceae Marga: Allium Jenis: Allium sativum L
Ciri-ciri

Habitus: Herba, semusim, tinggi 50-60 cm Batang Semu, beralur, hijau
Daun: Tunggal, berupa reset akar bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, beralur, panjang 60 cm, lebar 1,5 cm, menebal dan berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk payung, bertangkai panjang, putih
Kandungan Kimia

Saponin, flavonoida dan politefol, di samping minyak atsiri.
Khasiat

Umbi bawang putih berkhasiat sebagai obat tekanan darah tinggi, obat pening dan antibiotika. Untuk obat tekanan darah tinggi dipakai 4 gram bawang putih, dikupas dan dicuci, dimakan mentah sebagai lalap.





Pacar Cina
Nama Daerah

Melayu: Pacar cina
Sunda: Culan
Jawa: Pacar culan
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Rutales
Suku: Meliaceae
Marga: Aglaia
Jenis: Aglaia odorata Lour
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tinggi 2-5 m.
Batang: Berkayu, bulat, kasar, bercabang, putih kotor.
Daun: Majemuk, menyirip gasal, anak daun tiga sampai lima, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 3-6 cm, lebar 1 -3,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang ± 3 mm, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, di ujung cabang, kelopak kecil, berbagi lima, kuning kehijauan, benang sari kecil, kuning, putik bentuk bintang, kuning, mahkota lima, bentuk elips atau bulat telur, kuning.
Buah: Buni, kecil, bulat, berbulu, panjang 6-7 mm, merah kehitaman
Biji: Kecil, bulat, kuning kehijauan.
Akar: Tunggang, kuning kotor.
Kandungan Kimia

Daun pacar cina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan tanin, di samping minyak atsiri.
Khasiat

Daun pacar cina berkhasiat sebagai obat penghilang bau badan, obat mencret dan obat luka. Untuk obat penghilang bau badan dipakai ± 10 gram daun segar pacar cina, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali 1/2 gelas pagi dan sore.





Bawang prey
Nama Daerah

Sunda: Bawang pere
Jawa: Bawang sayur, bawang prey.
Botani

Sinonim: Allium ampeloprasum L var. porum (L.) Regel
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Liliales
Suku: Amarylidaceae
Marga: Allium
Jenis: Allium porrum
Ciri-ciri

Habitus: Herba, tahunan, tinggi 0,2-1 m
Batang: Semu, terbentuk dari kumpulan pelepah daun, masif, bulat, hijau
Daun: Tunggal, berseling, bentuk pita, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-25 cm, lebar 0,5-2 cm, pertulangan sejajar, licin, hijau.
Bunga: Majemuk, bentuk payung, bertangkai silindris, panjang 13-25 cm, hijau, benang sari 6, tangkai sari putih, kepala sari hitam, kepala putik bulat, kuning, mahkota 6 helai, ujung runcing, putih.
Buah: Kotak, beruang tiga, garis tengah 0,5 cm, hijau.
Biji: Pipih, hitam.
Akar: Serabut, kuning muda.
Kandungan Kimia

Daun bawang prey mengandung saponin dan kardenofin dan minyak atsiri.
Khasiat

Daun bawang prey digunakan sebagai obat batuk. Untuk obat batuk dipakai 10 gram daun segar Allium porrum, dicuci dan direbus dengan 2 gelas air sampai rnendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.





Bawang Daun
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Liliales
Suku: Liliaceae
Marga: Allium
Jenis: Allium fistulosum L
Ciri-ciri

Habitus: Herba, semusim, tinggi 60-70 cm
Batang: Semu, beralur, tidak bercabang, hijau muda
Daun: Tunggal, berupa roset akar,lanset, tepi rata, ujung runcing, panjang + 30 cm, lebar 5 mm, pertulangan sejajar, daging daun tipis, rata, hijau
Bunga: Majemuk, berkelamin dua, tangkai silindris, panjang + 2 cm, hijau, kelopak bentuk corong, ujung bertoreh, permukaan rata, putih kehijauan, benang sari silindris, panjang 5 mm, kepala sari melengkung, hitam, putik silindris, panjang + 2 cm, kepala putik kuning, bulat panjang, hijau, mahkota bulat, berbagi enam, permukaan rata, putih
Buah: Kotak, lonjong, diameter 5 mm, hijau
Biji: Pipih, kecil, putih
Akar: Serabut, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun dan akar Allium fistulosum mengandung saponin dan tanin, disamping itu daunnya mengandung minyak atsiri.
Khasiat

Daun bawang daun berkhasiat sebagai obat perut kembung dan untuk peluruh kentut. Untuk obat perut kembung dipakai + 15 gram daun segar, dicuci, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.





Bawang Merah
Nama Daerah

Aceh: Bawang abang mirah
Batak Karo: Pia
Palembang: Bawang abang
Minangkabau Bawang sirah
Lampung Bawang suluh
Melayu: Bawang merah
Sunda: Bawang beureum
Jawa: Brambang
Madura: Bharjang Merah
Bali: Jasun bang
Nusa Tenggara: Timor Kalpeomeh, Roti Laisona pras
Gorontalo: Bawangi
Bugis: Lasuna
Buol: Pia
Makasar: Lasuma
Halmahera: Bawa
Ternate Bawa roriha
Buru Kosai miha
Tidore Bawa Koriri
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Bangsa: Liliales
Suku: Liliaceae
Marga: Allium
Jenis: Allium cepa L
Ciri-ciri

Habitus: Herba, semusim, tinggi 40-60 cm
Batang: Tidak berbatang, berumbi lapis, merah keputih-putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50 cm, lebar ± 0,5 cm, menebal dan berdaging serta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas lubang yang dilapisi daun sehingga menjadi umbi lapis, hijau
Daun: Tunggal, memeluk umbi lapis
Bunga: Majemuk, bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari enam, tangkai sari putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih
Buah: Batu, bulat, hijau
Biji: Segi tiga, hitam
Akar: Serabut, putih
Khasiat

Bawang merah berkhasiat sebagai obat disamping sebagai bumbu. Untuk obat penurun panas dipakai ± 20 gram umbi lapis Allium cepa, dicuci dan diparut. Hasil parutan dicampur dengan 1 sendok makan minyak kelapa, dibalurkan pada badan.





Alamanda
Nama Daerah

Sunda: Lame areuy
Jawa: Alamanda
Botani

Sinonim: Allamanda hendersoni Bull, ex Domb
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Apocynales
Suku: Apocynaceae
Marga: Allamanda
Jenis Allamanda cathartics L
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tinggi 4-5 m
Batang: Berkayu, bulat, berbaring, berbuku-buku, tiap buku terdapat daun yang melinglar, empat sampai lima, bergetah, percabangan monopodial, cabang muda hijau,atas ungu, putih kehijauan
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, berkelamin dua, di ujung cabang dan ketiak daun, tangkai silindris, pendek, hijau, kelopak bentuk lanset, Permukaan halus, hijau, benang sari tertancap pada mahkota, mahkota berseling pada lekukan, tangkai putik silindris, kepala putik bercangap dua, kuning, mahkota bentuk terompet atau corong, permukaan rata kuning
Akar: Tunggang, putih telur
Buah: Kotak, bulat, diameter + 1,5 cm
Biji: Bentuk segitiga, masih muda hijau keputih-putihan setelah tua hitam
Daun: Tunggal, lonjong, tepi rata melipat ke bawah, ujung dan pangkal meruncing, panjang 5-16 cm,lebar 2,5-5 cm, tebal, pertulangan menyirip hijau
Kandungan Kimia

Daun Allamanda cathartica mengandung alkaloida, kulit batang dan buah-nya mengandung saponin, di samping itu kulit batangnya juga mengandung tanin dan buahnya mengandung flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Daun Alamanda berkhasiat untuk penawar keracunan. Untuk penawar keracunan dipakai ± 15 gram daun segar Allamanda ca-thartica, dicuci, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak selang satu jam.






Babandotan
Nama Daerah

Melayu: Bandotan
Sunda: Babandotan
Jawa: Bandotan
Madura: Dus bedusan
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae
Marga: Ageratum
Jenis: Ageratum conyzoides L
Ciri-ciri

Habitus: Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm
Batang: Tegak atau terbaring
Daun: Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangKai pendek, hijau
Bunga: Majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih atau ungu
Buah: Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam
Biji: Kecil, hitam
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri.
Khasiat

Daun babandotan berkhasiat sebagai obat luka baru dan obat wasir. Untuk obat luka baru dipakai + 5 gram daun segar Ageratum conyzoides, dicuci dan ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut.





Akalifa
Botani

Sinonim: Acalypha tricolor Hort. ex Seem
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Euphorbiales
Suku: Euphorbiaceae
Marga: Acalypha
Jenis: Acalypha wikesiana muell. Arg
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tahunan, tinggi ± 5 m
Batang: Tegak, berkayu, bulat, halus, percabangan simpodial, ranting berambut, coklat
Daun: Tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi, ujung meruncing, pangkal rata, berbintik-bintik, panjang 4-17 cm, lebar 2-12 cm, pertulangan menyirip, tangkai bulat, berambut, panjang 1-2 cm, ungu
Bunga: Majemuk, bentuk mangkok, kecil, ungu, benang sari kecil, duduk dalam gelendong sepanjang sumbu bulir, putik bertangkai, putih bertangkai putih, mahkota bertaju, ungu, masing-masing terbagi tiga, ungu
Buah: Kotak ber-ruang tiga, berambut, merah
Biji: Bentuk ginjal, hitam
Akar: Tunggang, coklat
Kandungan Kimia

Daun, bunga dan batang Acalypha wilkesiana mengandung saponin, di samping itu daun dan bunganya juga mengandung flavonoida dan tanin dan batangnya juga mengandung polifenol.
Khasiat

Daun akalifa dapat digunakan untuk membersihkan noda-noda pada kulit. Untuk membersihkan noda-noda pada kulit dipakai ± 10 gram daun segar Acalypha wilkesiana, dicuci, ditambah kapur dan gambir sedikit, dilumatkan, kemudian dioleskan pada noda-noda di kulit.





Akasia
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Resales
Suku: Leguminosae
Marga: Acacia
Jenis: Acacia sieberiana DC
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tingggi 15-20 m
Batang: Tegak, bulat, putih kotor
Daun: Majemuk, berhadapan, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal tumpul, panjang 5-20 cm, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Majemuk berkelamin dua, di ketiak daun, kelopak silindris, benang sari silindris, kepala sari bentuk ginjal, mahkota putih, bentuk seperti kuku, putih
Buah: Polong, masih muda hijau setelah tua coklat
Biji: Lonjong, pipih, coklat
Akar: Tunggang, putih kotor
Kandungan Kimia

Akar, daun dan buah Acacia sieberiana mengandung saponin, di samping itu daun dan buahnya mengandung flavonoida dan buahnya juga mengandung polifenol.
Khasiat

Akar akasia berkhasiat sebagai obat demam dan obat perut mulas. Untuk obat demam dipakai ± 10 gram akar segar Acacia sieberiana, di-cuci, dipotong-potong, direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum dua kali sama banyak pagi dan sore.




Begonia
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa; Cistales
Suku: Begoniaceae
Marga: Begonia
Jenis: Begonia fimbristipulata Hance
Ciri-ciri

Habitus: Terna menahun, tinggi 15-25 cm
Batang: Silindris, berambut, sukulen, beruas-ruas, bercabang-cabang, melata di atas tanah, warna hijau kemerahan
Daun: Tunggal, berseling, tangkai daun silindris, panjang 10-15 cm, berbulu kasar, berwarna hijau pucat dengan rambut kecoklatan, bentuk daun jantung, panjang 5-15 cm, lebar 3-12 cm, ujung runcing, pangkal bertoreh membulat, tepi rata. pertulangan daun menonjol di permukaan bawah, permukaan berbulu kasar, warna hijau bergaris putih, permukaan bawah warna hijau keunguan
Bunga: Majemuk, bentuk payung, terletak di ketiak daun, tangkai panjang 5-10 cm, tanpa kelopak, mahkota bentuk kuku, duduk di atas bakal buah, halus, lebar 1 cm, warna putih kemerahan
Buah: Kotak, bentuk prisma, bersayap, panjang 0,5-1 cm, berwarna putih kehijauan
Biji: Berbentuk serbuk halus, berwarna coklat
Akar: Serabut, berwarna putih kotor
Ekologi dan Penyebaran

Merupakan tumbuhan liar di hutan-hutan basah atau kadang ditanam sebagai tanaman hias. Tumbuh baik di tempat-tempat lembab, tanah berhumus dan di tempat yang sedikit ternaungi, mulai dari ketinggian 900 m sampai 2.300 m di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Juni-September. Waktu panen yang tepat bulan September-November.
Kandungan Kimia

Seluruh bagian tanaman begonia mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Begonia berkhasiat sebagai penurun panas, pembersih darah, dan penekan batuk. Sebagai obat turun panas, seluruh bagian tanaman begonia dalam keadaan segar sebanyak 30 gram, dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih dan air rebusan tinggal setengahnya, saring dan setelah dingin diminum sekaligus, dilakukan sehari 2-3 kali.

Sedangkan untuk obat sakit haid seluruh bagian tanaman begonia segar sebanyak 50 gram, dicuci direbus dengan 400 ml air sampai mendidih selama 15 menit, disaring, setelah dingin diminum 2 kali sehari pagi dan sore. Tidak dianjurkan untuk digunakan oleh wanita yang sedang hamil.




Blimbing Legi
Nama Daerah

Batak: Asom jorbing
Minangkabau: Balimbing manih
Melayu: Belimbing manis
Sunda: Balimbing amis
Jawa Tengah: Blimbing legi
Madura: Bhalingbhing manis
Gorontalo: Lembetua
Buol: Lombituka gula
Baree: Takule
Makasar: Bainang sulapa
Bugis: Balireng
Kai: Baknil kasluir
Ternate: Totofuko
Tidore: Toiuo
Halmahera: Balibi totofuko
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Geraniales
Suku: Oxalidaceae
Marga: Averrhoa
Jenis: Averrhoa carambola L
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi + 12 m
Batang: Berkayu, tegak, bulat, bercabang-cabang, coklat kotor
Daun: Majemuk, menyirip, bulat telur, ujung runcing, pangkal membulat, tepi rata, panjang 1,5-7,5 cm, lebar 1-4 cm, bertangkai pendek, anak daun dua belas, pertulangan menyirip, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk malai, pada ranting atau ketiak daun, kelopak + 4 mm, merah, daun mahkota pada bagian tengah bergandengan, bulat telur 6-8 mm, merah keunguan
Buah: Buni, panjang 4-13 cm, masih muda hijau setelah tua kuning kehijauan
Biji: Lanset, pipih, masih muda putih setelah tua coklat kehitaman
Akar: Tunggang, bulat, kuning kecoklatan.
Kandungan Kimia

Daun Averrhoa carambola mengandung alkaloida, saponin dan flavonoida.
Khasiat

Buah blimbing legi berkhasiat sebagai obat batuk, dan obat tekanan darah tinggi, daunnya berkhasiat sebagai obat pening. Untuk obat batuk dipakai ± 300 gram buah blimbing legi, dicuci, diparut, kemudian diperas dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus




Blimbing Wuluh
Nama Daerah

Aceh: Limeng
Gayo: Selemeng
Batak Karo: Belimbing
Batak Toba: Balimbing
Nias: Malimbi
Minangkabau: Balimbing
Lampung: Balimbing
Melayu: Belimbing asam
Sunda: Balimbing
Jawa Tengah: Blimbing wuluh
Madura: Bhalingbhing bulu
Bali: Blimbing buloh
Bima: Limbi
Sawu: Libi
Flores: Balimbeng
Roti: Ninilu daelok
Timor: Kerbo
Gorontalo: Lembitue
Buol: Lombituko
Makasar: Bainang
Bugis: Calene
Buru: Taprera
Halmahera: Malibi
Irian: Utekee
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Geraniales
Suku: Oxalidaceae
Marga: Averrhoa
Jenis: Averrhoa bilimbi L
Ciri-ciri

Habitus: Pohon, tinggi 5-10 m
Batang: Tegak, bercabang-cabang, permukaan kasar, banyak tonjolan, hijau kotor
Daun: Majemuk, menyirip, anak daun 25-45 helai, bulat telur, ujung meruncing, pangkal membulat, panjang 7-10 cm, lebar 1-3 cm, bertangkai pendek, pertulangan menyirip, hijau muda, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk malai, pada tonjolan batang dan cabang, menggantung, panjang 5-20 cm, kelopak ± 6 mm, merah, daun mahkota bergandengan, bentuk lanset, ungu
Buah: Buni, bulat, panjang 4-6 cm, hijau kekuningan
Biji: Lanset atau segi tiga, masih muda hijau setelah tua kuning kehijauan
Akar: Tunggang, coklat kehitaman
Kandungan Kimia

Daun, buah dan batang Averrhoa bilimbi mengandung saponin, flavonoida, di samping itu daunnya juga mengandung tanin dan batangnya mengandung alkaloida dan polfenol.
Khasiat

Bunga blimbing wuluh berkhasiat sebagai obat batuk, buahnya berkhasiat sebagai obat sariawan dan daunnya berkhasiat sebagai obat encok, obat penurun panas dan obat gondok. Untuk obat batuk dipakai bunga segar blimbing wuluh ± 11 gram, diberi gula Jawa ± 5 gram, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit, diaduk, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.





Benda
Nama Daerah

Aceh: Mengko
Batak: Torop
Melayu: Bakil
Minangkabau: Tarok
Sunda: Benda
Jawa: Benda, Benda kebo
Madura: Kokap
Makasar: Taeng
Botani

Sinonim: Artocarpus blumei Tree.; A. kunstlen King.
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Bangsa: Urticales
Suku: Moraceae
Marga: Artocarpus
Jenis: Artocarpus elastica Reinw
Ciri-ciri

Habitus (Pohon, tinggi 15-30 m), Batang (Pohon, tinggi 15-30 m), Daun (Tegak, bulat, percabangan simpodial, bergetah, permukaan kasar, coklat), Bunga (Tunggal, berseling, lonjong, tebal, tepi bertoreh, ujung dan pangkal runcing, panjang 20-40 cm, lebar 15-25 cm, pertulangan menyirip, berbulu, hijau), Buah (Majemuk semu, bulat, berduri halus, garis tengah 10-15cm,coklat), Biji (Bentuk ginjal, panjang 1-3 cm, coklat), Akar (Tunggang, kuat, coklat).
Kandungan Kimia

Daun, buah dan kulit batang Artocarpus elastica mengandung saponin dan polifenol, di samping itu daun dan buahnya juga mengandung flavonoida.
Khasiat

Kulit batang benda berkhasiat sebagai obat sakit perut dan getahnya sebagai obat sakit mencret. Untuk obat sakit perut dipakai kulit batang benda, dipukul-pukul lalu digunakan sebagai sabuk perut.





Brambangan
Nama Daerah

Sunda: Gewor
Jawa: Brambangan
Madura: Djeboran
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa: Bromeliales
Suku: Commelinaceae
Marga: Aneilema
Jenis: Aneilema malabaricum L. Merr
Ciri-ciri

Habitus: Herba, semusim, membentuk stolon, panjang 10-50 cm
Batang: Menjalar dan merambat, bulat, hijau keunguan
Daun: Tunggal, roset akar, berseling, bentuk pita, panjang 3-15 cm, lebar 1-3 cm, tepi rata, pertulangan sejajar hijau
Bunga: Majemuk, di ujung batang atau di ketiak daun, terdiri dari 2-3 cabang, benang sari 6, mahkota 3 helai, ungu atau biru
Buah: Kotak, lonjong, panjang 0,4-0,6 cm, hijau
Biji: Lonjong, keras, coklat
Akar: Serabut, putih
Kandungan Kimia

Daun Aneilema malabaricum mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Khasiat

Brambangan berkhasiat untuk pelancar air seni. Untuk pelancar air seni dipakai + 10 gram herba segar Aneilema malabaricum, dicuci, diseduh dengan 1 gelas air matang panas selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.





Beluntas
Nama Ilmiah

Pluchea indica
Nama Daerah

Sumatera: Beluntas
Sunda: Beluntas
Jawa Tengah: Luntas
Madura: Baluntas
Makasar: Lamutasa
Timor: Lenabou
Klasifikasi

Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Spermatophyta
Kelas: Dicotyledonae
Bangsa: Asterales
Suku: Asteraceae
Marga: Pluchea
Jenis: Pluchea indica Less
Ciri-ciri

Habitus: Perdu, tinggi 1-1,5 m
Batang: Berkayu, bulat, tegak, bercabang, masih muda ungu setelah tua putih kotor
Daun: Tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, panjang 3,8-6,4 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, hijau muda, hijau
Bunga: Majemuk, bentuk malai rata, mahkota lepas, putik bentuk jarum, panjang ± 6 mm, hitam kecoklatan, kepala sari ungu, kepala putik dua, putih, putih kekuningan
Buah: Kecil, keras, coklat
Biji: Kecil, coklat keputih-putihan
Akar: Tunggang, bercabang, putih kotor
Kandungan Kimia

Daun dan bunga beluntas mengandung saponin, flavonoida dan polivenol, di samping itu bunganya juga mengandung alkaloida.
Khasiat

Daun beluntas berkhasiat sebagai obat penurun panas, obat batuk dan penghilang bau keringat. Untuk obat penurun panas dipakai ± 100 gram daun segar beluntas, dicuci , dikukus hingga matang, dimakan sehari dua kali sama banyak pagi dan sore.